Thursday, October 30, 2008

Tinggi, Minat Asing Belajar Bahasa Indonesia

JAKARTA, KOMPAS - Tingginya minat orang asing belajar bahasa dan budaya Indonesia harus disambut positif. Kalau perlu Indonesia menambah Pusat Kebudayaan Indonesia di sejumlah negara guna membangun saling pengertian dan memperbaiki citra Indonesia di mata dunia.

Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Departemen Luar Negeri Andri Hadi mengemukakan hal itu ketika tampil pada pleno Kongres IX Bahasa Indonesia, yang membahas Bahasa Indonesia sebagai Media Diplomasi dalam Membangun Citra Indonesia di Dunia Internasional, Rabu (29/10) di Jakarta. ”Saat ini pengajaran bahasa Indonesia ada 45 negara, seperti Australia, Amerika, Kanada, Vietnam, dan banyak negara lainnya,” katanya.

Mengambil contoh Australia, Andri Hadi menjelaskan, di Australia bahasa Indonesia menjadi bahasa keempat populer. Ada sekitar 500 sekolah yang mengajarkan bahasa Indonesia.

Dalam sesi pleno sebelumnya, Kepala Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Dendy Sugono yang berbicara tentang Politik Kebahasaan di Indonesia mengatakan, tuntutan dunia kerja masa depan memerlukan insan yang cerdas, kreatif/inovatif, dan berdaya saing, baik lokal, nasional, maupun global.

”Untuk memenuhi keperluan itu, sangat diperlukan keseimbangan penguasaan bahasa ibu (bahasa daerah), bahasa Indonesia, dan bahasa asing agar mereka bisa berdaya saing global,” ujarnya.

Deputi Bidang Pengembangan Kepemimpinan Pemuda Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga M Budi Setiawan, narasumber pleno yang membahas Pemantapan Kemampuan Berbahasa Generasi Muda, mengata- kan, kalangan generasi muda telah melanggar sumpahnya, sebagaimana yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda, 80 tahun lalu.

”Dalam sumpahnya menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia, namun dalam keseharian mereka menggunakan bahasa yang sulit dimengerti, kecuali oleh komunitas tertentu, seperti bahasa gaul, bahasa prokem, atau bahasa tulis melalui pesan singkat (sms) di telepon seluler, yang bisa dikategorikan sebagai bahasa sms,” katanya. (NAL)

Sumber: Kompas, Kamis, 30 Oktober 2008

No comments: