Friday, October 10, 2008

Naskah Kuno Digitalisasi, Ditargetkan 9.000 Naskah Bisa Dikerjakan

Jakarta, Kompas - Sebanyak 9.000 naskah kuno koleksi Perpustakaan Nasional yang bernilai sejarah tinggi akan diubah ke dalam bentuk digital sehingga naskah asli bisa terhindar dari kerusakan. Namun, dari koleksi sebanyak itu, baru 315 judul naskah yang telah ditransformasi dalam bentuk digital.

Staf Perpustakaan Nasional merapikan catatan katalog koleksi data yang masih dilakukan dengan sistem katalogisasi manual di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Salemba, Jakarta, Senin (6/10). Saat ini Perpustakaan Nasional sedang menyiapkan sistem digitalisasi pada materi maupun sistem database koleksi sehingga akan lebih mudah diakses dan dimanfaatkan masyarakat. (KOMPAS/LASTI KURNIA/Kompas Images)

Tidak semua naskah kuno atau manuskrip dapat ditransformasi ke dalam bentuk digital karena ada yang berbentuk benda-benda tertentu, misalnya aksara yang terukir di benda.

”Koleksi Perpustakaan Nasional sekitar 10.000 naskah kuno, sedangkan yang dapat ditransformasi digital sekitar 9.000 naskah, yakni naskah berbentuk lembaran,” ujar Kepala Perpustakaan Nasional Dady Rachmananta, Kamis (9/10) di Jakarta.

Transformasi digital tersebut sangat penting mengingat usia naskah sebagian besar sangat tua dan fisiknya ada yang sudah rusak. Perubahan ke bentuk digital diutamakan untuk naskah yang fisiknya sudah parah kondisinya. Koleksi naskah Perpustakaan Nasional ada yang dari tahun 1200-an atau sudah berumur lebih dari 800 tahun.

”Kalau naskah masih sering dibuka-buka dan tersentuh akan cepat hancur. Sekarang ini tidak sembarangan orang dapat memegang secara langsung karena fisiknya harus dilindungi. Dengan adanya bentuk digital, siapa pun dapat mengakses, sedangkan naskah tetap lestari,” ujarnya. Pada tahun 2008, anggaran transformasi digital sebesar Rp 650 juta.

Naskah yang telah dialihkan ke bentuk digital sangat beragam dan berasal dari berbagai daerah. Naskah yang terbilang sangat penting, misalnya, Nagarakretagama, Ila Galigo, dan Babad Tanah Jawi.

Terbesar

Koleksi Perpustakaan Nasional termasuk yang memiliki koleksi terbesar di Asia Tenggara.

Menurut Kepala Bidang Digital Perpustakaan Nasional, Joko Prasetyo, selain melakukan digitalisasi naskah kuno, Perpustakaan Nasional juga mendigitalkan buku langka sebanyak 2.500 judul, majalah langka 1.700 judul, 3.000 foto koleksi IPPHOS, peta kuno sebanyak 1.300 lembar, serta beragam koleksi lainnya.

Untuk buku, yang telah didigitalisasikan masih terbatas, yakni yang sudah lewat hak ciptanya selama 50 tahun.

Semua hasil digitalisasi ini, lanjut Dady, nantinya akan ditampilkan sehingga bisa diakses oleh publik. Untuk abstraknya seperti halaman judul, ilustrasi, dan kulit muka dapat diakses melalui internet. Namun, untuk membaca teks penuh harus datang dan mengakses lewat fasilitas multimedia di Perpustakaan Nasional.

Harapannya, dengan transformasi ke bentuk digital, masyarakat lebih mudah memanfaatkannya. Selain itu, jika masyarakat mengenal koleksi-koleksi tersebut diharapkan timbul kepedulian dan rasa memiliki. (INE)

Sumber:
Kompas, Jumat, 10 Oktober 2008

No comments: