Friday, October 10, 2008

Nobel Sastra bagi Le Clezio

* Penulis Angkatan Fiksi Baru

Stockholm, Kamis - Jean-Marie Gustave Le Clezio (68), yang karya-karya perjalanannya amat puitis dan deskriptif, memenangi penghargaan Nobel Sastra 2008, Kamis (9/10). Le Clezio merupakan salah satu penulis Perancis yang dikenal luas di luar Perancis. Dia dikenal sebagai penulis dengan obyek tulisan amat luas.

The Swedish Academy menyebut Le Clezio sebagai ”seorang pengarang masa kini, dengan petualangan yang puitis dan kepuasan sensual, pengeksplorasi kemanusiaan yang ada di luar dan di bawah peradaban yang berkuasa”.

Menanggapi pengumuman itu, Le Clezio dalam wawancara dengan Swedish Radio mengatakan sangat terharu. ”Sungguh sebuah kehormatan bagi saya. Saya berterima kasih sekali pada Nobel Academy,” ujarnya.

Royal Swedish Academy of Sciences menyebut novel Le Clezio, Revolutions, terbit 2003, adalah kesimpulan ”tema terpenting dari karya-karyanya: kenangan, pengasingan, reorientasi remaja, serta konflik kebudayaan”.

”Penekanan dari karya Le Clezio adalah pada persoalan eksplorasi dunia anak-anak dan kisah keluarganya sendiri,” ujarnya.

Le Clezio adalah orang yang keranjingan bepergian dan fiksi karyanya sebagian besar dengan set Mexico atau Sahara, atau Paris, atau London.

Angkatan novel baru

Novel pertama Le Clezio, Le Proces-Verbal atau The Interrogation (1963, ) diterbitkan saat dia baru berusia 23 tahun.

Le Clezio saat itu dipandang sebagai pendatang baru gerakan Nouveau Roman (Roman Baru) yang dipelopori Alain Robbe-Grillet.

Dia tidak terlalu setia pada pembagian klasifikasi itu. Dia pernah menulis tentang sekte. Dia merupakan seorang pencatat peristiwa yang kesepian, jarang sekali berbicara di depan publik.

Pengagum berat penulis petualangan, Robert Louis Stevenson dan Joseph Conrad, ini merebut penghargaan Renaudot Award pada tahun 1963 melalui karyanya, Le Proces-Verbal. Penghargaan ini nomor dua setelah penghargaan Goncourt.

Novelnya yang terakhir, Ritournelle de la faim (Same Old Story about Hunger—Kisah Sama tentang Kelaparan) diterbitkan tahun ini dan telah disebut-sebut sebagai penggalian baru gagasan, mengeksplorasi kesalahan Perancis dalam perang yang lalu.

Kisah ini bertutur tentang Ethel, seorang gadis muda yang tumbuh besar di kalangan borjuis Perancis. Eksistensi kepuasan diri gadis muda ini hancur oleh perang. ”Jean-Marie Le Clezio adalah menara Perancis yang tingginya menjulang di atas kesusastraan kami,” ujar kritikus Franz-Olivier Giesbert.

Le Clezio lahir di Riviera, Nice, Perancis, dari ayah bangsa Inggris dan ibunya adalah orang Perancis. Dia dididik dalam dua kultur tersebut, juga kultur Mauritius.

Dia akan menerima hadiah sebesar 10 juta krone Swedia, atau sekitar Rp 14 miliar. Seperti pemenang Nobel lainnya, dia akan tertutup. (AFP/REUTERS/isw)

Sumber: Kompas, Jumat, 10 Oktober 2008 | 01:47 WIB

No comments: