Saturday, October 11, 2008

Lomba JILFest 2008: Menyeleksi Karya Sastra tentang Jakarta

Jakarta – Jakarta International Literary Festival (JILFest) 2008 menggelar Lomba Cipta Cerpen Internasional yang kali ini mengusung tema “Cinta, Kemanusiaan, dan Persahabatan”. Digelar untuk umum, lomba penulisan cerpen berlatar Kota Jakarta ini mendasarkan pada Kota Jakarta sebagai ibu kota negara, pusat pemerintahan dan kota internasional.

Kota Jakarta, papar Ketua Pelaksana JILFest 2008, Ahmadun Yosi Herfanda, memiliki berbagai predikat dan juga punya arti penting tidak hanya bagi warga Jakarta dan kota-kota lain di Indonesia, tetapi juga bagi masyarakat dunia.

Posisi Jakarta sangat strategis bagi usaha mengangkat keharuman Indonesia serta menjalin kerja sama budaya untuk memperkenalkan Indonesia ke pentas dunia. Kini, selepas memasuki alaf baru dan zaman ingar-bingar reformasi, sejauh manakah Jakarta masih memancarkan pesonanya, auranya yang menyebarkan daya tarik, dan semangat yang merepresentasikan keindonesiaan.

Dalam khazanah kesusastraan Indonesia, Jakarta dengan berbagai kekayaan kebudayaannya, keberagaman masyarakatnya, percepatan pembangunannya, dan latar geografik dan latar alamnya yang memancarkan perpaduan modernisme dan eksotisme, telah sejak lama menjadi lahan garapan para sastrawan Indonesia, bahkan juga sastrawan dari mancanegara.

Karya dikirimkan selambatnya tanggal 10 November 2008 ditandai dengan stempel pos. Cerpen-cerpen yang terseleksi diharapkan mampu menggambarkan Jakarta sebagai pintu masuk kekayaan budaya dan masyarakat Indonesia dalam menerima dan berhadapan dengan urbanisasi, kosmopolitanisasi dan globalisasi peradaban dunia.

“Lomba ini dapat diikuti oleh siapa saja, warga dunia, yang dapat menulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan kreatif,” ujar Ahmadun, sastrawan dan pengasuh lembar budaya di Harian Umum Republika itu, melalui email kepada SH, akhir September lalu.

Persyaratan Karya

Lomba penulisan cerita pendek berlatar atau bertema tentang Jakarta yang digelar hingga 10 November 2008 itu, mempertimbangkan catatan estetik yang khas, sekaligus juga universal dalam sebuah kemasan karya sastra.

“Karya itu diharapkan hadir sebagai totalitas kreativitas pengarang. Tanpa itu, latar atau tema Jakarta hanya akan menjadi sesuatu yang artifisial, tempelan, dan tidak menyodorkan ruh Jakarta sebagai representasi keindonesiaan,” paparnya.

Selain itu, untuk syarat mengikuti lomba, penulisnya diharuskan mengisi biodata dan alamat lengkap yang disertakan di luar naskah lomba. “Setiap peserta juga diperkenankan untuk mengirim lebih dari satu naskah lomba,” ujarnya.

Naskah yang ikut diperlombakan belum pernah dipublikasikan dalam bentuk apa pun, baik sebagian maupun seluruhnya. Karya asli dan ditulis dalam bahasa Indonesia, dikirim kepada Panitia sebanyak 5 (lima) kopi, disertai CD atau flash disk berisi file naskah.

Pada sebelah kiri amplop dituliskan “Lomba Menulis Cerpen JILFets 2008”. Naskah dikirim ke alamat Sekretariat Panitia Lomba Menulis Cerpen, Jakarta International Literary Festival (JILFest) 2008, Jl Gedung Nyi Ageng Serang Lantai 6 Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Indonesia. (srs)

Sumber: Sinar Harapan, Sabtu, 11 Oktober 2008

No comments: