* Kreativitas dan Apresiasi Guru Sangat Berperan
Jakarta, Kompas - Guru berperan besar dalam pembelajaran sastra di sekolah. Penerjemahan kurikulum terkait Bahasa Indonesia dan Sastra sangat tergantung pada minat dan kemampuan guru di bidang tersebut. Oleh karena itu, untuk dapat mengajar dengan baik, guru harus bisa menikmati dan mengapresiasi sastra.
Hal itu dikemukakan Kepala Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional Diah Harianti, Rabu (15/10). Dia mengatakan, guru harus kreatif dalam mencari pola pengajaran sastra. ”Kalau tidak, akan kembali jatuh ke pendekatan kognitif, seperti menghafalkan judul, nama pengarang, dan tahun pembuatan karya,” ujarnya.
Kesulitan di dalam pembelajaran muncul lantaran tidak semua guru senang, mampu, dan menikmati sastra. Persoalan lainnya, guru terlalu khawatir menghadapi ujian nasional sehingga pembelajaran lebih banyak diarahkan ke kognitif untuk persiapan ujian nasional.
Dalam tujuan pendidikan Bahasa Indonesia, menurut Diah, sudah jelas bahwa pembelajaran sastra untuk menikmati karya, memperluas wawasan, dan menghargai sastra sebagai khazanah budaya. Tidak hanya berkonsentrasi pada sastra sebagai tata bahasa. Inti dari pengajaran Bahasa Indonesia dan Sastra adalah supaya anak menikmati karya sastra. ”Kalau guru dapat mengajarkan dengan baik, kurikulum tersebut sudah memadai agar anak kelak dapat membaca, mengapresiasi, dan mengarang,” ujarnya.
Secara terpisah, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas Bambang Indrianto mengatakan, pembelajaran sastra menekankan kepada sisi afektif atau olah rasa anak.
Untuk mendorong siswa meningkatkan kemampuan bersastra telah diselenggarakan kompetisi walaupun tidak menggunakan nama olimpiade.
”Sejak tahun 2008 telah diselenggarakan Festival dan Lomba Seni. Tadinya bernama olimpiade seni, tetapi ada seni yang tidak bisa dilombakan sehingga dinamakan Festival dan Lomba Seni,” kata Bambang. (INE)
Sumber: Kompas, Kamis, 16 Oktober 2008
No comments:
Post a Comment