Jakarta, Kompas - Apa jadinya jika kamus dan novel disatukan? Mungkin Anda tak percaya, karena belum pernah sastrawan Indonesia menulis seperti itu. Namun, penulis Hongaria, Peter Zilahy (38), telah memulainya dan membuat decak kagum. Novel kamus berjudul The Last Window Giraffe telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Cahya Wiratama dan diluncurkan Penerbit Bentang, Jumat (24/10) malam, di Jakarta.
”Diterbitkan 1998 di Hongaria, novel kamus The Last Window Giraffe telah diterjemahkan ke dalam 19 bahasa. Novel ini meraih banyak penghargaan, salah satunya, The Book of the Year Prize di Ukraina 2003. Keping cakram novel ini sudah beredar di 28 negara,” kata Peter Zilahy.
Dalam novel setebal vi + 188 halaman ini, Peter memberi suatu pengetahuan baru. Misalnya, bagaimana di Hongaria huruf dimulai dengan ”jendela” (ablak) dan diakhiri dengan ”jerapah” (zsiraf) bukan dari A hingga Z seperti abjad yang kita kenal.
Foto-foto bidikan Zilahy dan banyak ilustrasi melengkapi peran kata sebagai pelukis fakta. Peter menceritakan kehidupannya di Hongaria di bawah ”kediktatoran lunak”, tentang ”komunisme Gulai Daging”, sampai masa ia demo anti-Milosevic di Beograd pada tahun 1996. Semua dalam deret abjad A sampai Z.
Di novel kamus ini pembaca seperti berkelana ke sejarah Eropa Tengah yang luar biasa eksentrik, kemudian ditarik lebih mundur ke zaman mitologis. ”Anda bisa baca sejarah keluarga saya, satu dari tiga narasi yang jalin- menjalin di sepanjang isi buku. Narasi lain, sejarah mutakhir negara-negara kecil yang disatukan Josip Broz—dikenal sebagai Tito—di bawah nama Yugoslavia, dan kekacauan pada saat-saat awal,” tuturnya. (NAL)
Sumber: Kompas, Senin, 27 Oktober 2008
No comments:
Post a Comment