Wednesday, February 15, 2006

Sajak: Tentang Hujan

-- Udo Z. Karzi

semalam memang hujan, minan
tapi bukan hujan yang menidurkan hati
kita terlampau lelah berbincang sepanjang masa
tanpa suara tanpa titik temu
pikirkan saja tentang eksistensi hujan
ketika hujan datang dan orang-orang sibuk berbincang
berjam-jam menunggu

hujan adalah rencana yang tersusun dalam benak
atau malah tertulis dalam agenda orang-orang sibuk
sesekali hujan berkisah tentang orang-orang romantis
yang bertemu kundang tapi tak bisa berbuat apa-apa
selain menghitung-hitung rintik air yang jatuh
dari atap mengenai kaleng butut di belakang gudang

hujan lebat lebat sekali semalam, minan
tapi hati kita tak sejuk karenanya
hujan nyatanya tak bisa menyairkan hati kita
api terlanjur membesar
tak kan padam
oleh hujan sepanjang tahun sekalipun

sudahlah berhentilah menyalahkan hujan
hujan memang tak kan mngerti perasaan kita
hujan juga tak kan tahu dengan obsesi kita
hujan juga tak kan paham apa yang kita pikirkan
sudahlah berhentilah menyesali hujan
kita hanya ingat hujan telah memberi kita arti
jadi, tak ada alasan membenci hujan

semalam memang hujan, minan
lebat sekali
tapi kita tetap tak mengerti
apakah hujan masih merahasiakan sesuatu
badan basah
tapi yang kurasa panas menyengat

2004

Sumber: fordisastra.com, 15 Februari 2006; puitika.net, 18 Mei 2006