Kediri, Kompas - Ratusan benda bersejarah yang pernah ditemukan di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, kondisinya terbengkalai. Benda-benda purbakala itu bahkan ada yang disimpan di rumah-rumah penduduk dan di balai desa.
Hanya sebagian kecil yang disimpan oleh Pemerintah Kabupaten Kediri. Itu pun tempat penyimpanannya tidak representatif. Benda-benda itu hanya digeletakkan begitu saja di sebuah ruang mirip gudang di belakang gedung DPRD Kabupaten Kediri.
Padahal, berdasarkan catatan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Provinsi Jatim di Trowulan, Mojokerto, jumlah benda bersejarah yang ditemukan di Kediri sepanjang tahun 1988 sampai dengan 2003 mencapai 378.
”Bentuknya beragam, mulai dari arca, guci, mangkuk, batu relief, batu candi, gandik, lingga, yoni, miniatur candi, sampai perhiasan emas zaman kerajaan dan lempengan emas kuno,” ujar Kepala Seksi Seni Budaya Dinas Pariwisata Kabupaten Kediri Suradi, Senin (20/10) di Kediri.
Pada tahun 2005 ditemukan sebuah benda purbakala yang disebut Patirtan Jala Dwara di Desa Sukorejo. Benda itu kemudian disimpan di Museum Mpu Tantular, Surabaya.
Kemudian pada tahun 2008 ditemukan sedikitnya 12 benda bersejarah dari Situs Tondowongso di Desa Tondowongso. Keseluruhan benda itu saat ini disimpan di Museum Trowulan.
Baru-baru ini ditemukan sedikitnya tujuh benda bersejarah di Desa Sumbercangkring. Benda- benda itu sebagian disimpan di kantor balai desa setempat, sebagian lagi berada di lokasi penemuan di tengah ladang warga dan sebagian lainnya di rumah warga.
Total benda bersejarah yang ditemukan sampai dengan saat ini dan sudah diinventarisasi mencapai 390 unit. Jumlah benda bersejarah yang ditemukan, tetapi belum diinventarisasi diprediksi jauh lebih banyak lagi.
Pemerintah daerah secara resmi sudah mengirim surat kepada pengelola museum untuk mengetahui berapa jumlah benda dari Kediri yang ada di Museum Nasional, Museum Mpu Tantular, dan Museum Trowulan.
Menurut Kepala Bagian Humas Pemkab Kediri Sigit Rahardjo, pihaknya sebenarnya berkeinginan mengumpulkan benda- benda bersejarah tersebut pada suatu tempat. Dengan demikian, warisan budaya Kediri tetap bisa dinikmati masyarakat sepanjang masa dengan mudah.
Sigit juga sependapat, pembangunan tempat penyimpanan yang representatif sangat mendesak, mengingat banyaknya benda yang ditemukan. Apalagi Kediri, konon pada masa kerajaan, disebut-sebut sebagai salah satu pusat kebudayaan di Indonesia.
Permasalahannya, pihaknya tidak mengerti apakah hal itu diizinkan. Selama ini setiap ada penemuan benda bersejarah hanya dilaporkan kepada BP3 Trowulan. (NIK)
Sumber: Kompas, Selasa, 21 Oktober 2008
1 comment:
Artikel anda di
http://arkeologi.infogue.com/arkeologi_ratusan_benda_bersejarah_terbengkalai
promosikan artikel anda di infoGue.com. Telah tersedia widget shareGue dan pilihan widget lainnya serta nikmati fitur info cinema, game online & kamus untuk para netter Indonesia. Salam!
Post a Comment