Friday, October 01, 2010

Obituari: Seniman Nano S Meninggal Dunia

Bandung, Kompas - Maestro seni karawitan, Nano Suratno (66), meninggal dunia di Ruang Perawatan Intensif Rumah Sakit Immanuel, Bandung, Rabu (29/9) pukul 23.30.

”Pecahnya pembuluh darah di kepala yang mengakibatkan stroke akut menjadi penyebab wafatnya bapak,” kata anak sulung Nano, Redhiana Langen Tresna, Kamis. Jenazah Nano S dimakamkan di Ciseureuh Mohammad Toha, Bandung.

Sebelumnya, Nano S masuk RS Immanuel setelah terjatuh saat mengerjakan tulisan perjalanan rombongan gamelan di Belanda dan Belgia, Sabtu sekitar pukul 24.00. Akibatnya, pembuluh darah di kepala bagian belakang pecah sehingga ia harus segera dilarikan ke rumah sakit.

Nama besar Nano sebagai seniman karawitan cukup tersohor. Murid langsung tokoh musik angklung Daeng Soetigna dan Mang Koko ini rajin memadukan musik karawitan dengan kesenian lain, seperti pop sunda, sajak, hingga alat musik kontemporer. Beberapa lagunya yang populer, seperti ”Kalangkang” yang dipopulerkan Nining Meida, ”Cinta Ketok Magic” oleh Evie Tamala, serta ”Cinta” oleh Hetty Koes Endang.

Karyanya juga dikenal di mancanegara. Bapak tiga anak ini kerap dundang tampil di Jepang, Amerika, Belanda, dan sejumlah negara lain untuk menampilkan karawitan Sunda. Namun, tidak sekadar mempertontonkan karawitan Sunda, ia juga gemar mengolaborasikan karyanya dengan alat musik setempat, seperti kotochi dan samisen di Jepang dengan kecapi dari Jawa Barat.

Seniman tari Sunda, Nanu Muda, mengatakan, Nano adalah seniman pekerja keras dan penuh dedikasi. (CHE)

Sumber: Kompas, Jumat, 1 Oktober 2010

No comments: