Bandung, Kompas - Balai Pelestari Nilai Sejarah dan Tradisi Jawa Barat, Lampung, dan DKI Jakarta serta Balai Arkeologi Bandung meneliti prasasti baru dari masa Sunda klasik yang diperkirakan dari abad ke-11 hingga ke-14 Masehi.
”Temuan ini dinamai Situs Prasasti Cikapundung. Ini menguatkan ide, di sepanjang Sungai Cikapundung telah ada peradaban masyarakat sejak dulu,” ujar Peneliti Madya Balai Pelestari Nilai Sejarah dan Tradisi Jawa Barat, Lampung, dan DKI Jakarta Nandang Rusnandar di Bandung, Selasa (5/10). Dia mengatakan, situs itu berada di RT 7 RW 7, Kampung Cimaung, Kelurahan Sukajadi, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung.
Nandang mengatakan, ada tiga kemungkinan tahun pembuatan prasasti itu. Pertama, abad ke-14 hingga ke-15 Masehi. Kedua, abad ke-11 saat Kerajaan Kendan berjaya. Ketiga, dibuat awal abad ke-18 saat ada permulaan kota Bandung menjadi kota modern pada masa kolonial Belanda.
Bentuknya, dua baris ukiran tulisan Sunda kuno berbunyi ”Unggal Jagat Jalma Hedap”. Terjemahan bebasnya, ”Setiap Zaman Manusia Pasti akan Menghadapi Tantangannya”. Panjang permukaan batu 180 sentimeter, lebar 70 cm, dan tinggi 55 cm. Ia mengatakan, ukuran batu ini lebih besar karena ada bagian yang sudah disemen dan dipakai untuk fondasi rumah.
Peneliti utama Balai Arkeologi Bandung, Lutfi Yondri, berpendapat, penemuan ini modal penting untuk meneruskan pencarian situs bersejarah masa Sunda klasik (abad ke-4 hingga ke-16 Masehi).
Kepala Seksi Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jabar Romlah berjanji memfasilitasi keinginan masyarakat arkeologi untuk memberi perhatian lebih pada situs ini. (CHE)
Sumber: Kompas, Rabu, 6 Oktober 2010
No comments:
Post a Comment