YOGYAKARTA, KOMPAS - Kisah hidup Tan Malaka mengajarkan bahwa perbedaan pendapat dan ideologi tidak seharusnya menghalangi kerja bersama demi kepentingan bangsa. Tan Malaka juga dinilai sebagai tokoh politik yang rela berjuang tanpa pamrih untuk kepentingan masyarakat, yang seharusnya menjadi teladan pemimpin saat ini.
Hal itu terungkap dalam diskusi dan peluncuran buku Tan Malaka, Gerakan Kiri, dan Revolusi di Indonesia Jilid 3 yang diselenggarakan Yayasan Pustaka Obor Indonesia di Yogyakarta, Rabu (20/10).
Dosen Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Erik Hiariej, mengatakan, perbedaan ideologi tak menghalangi Tan Malaka bekerja sama dengan orang-orang berhaluan berbeda. Hal ini juga dilakukan tokoh-tokoh nasional lainnya pada zaman itu. ”Ini sumbangan penting kisah hidup Tan Malaka untuk bangsa ini,” ucapnya.
Menurut Erik, keinginan untuk menciptakan satu paham justru berbahaya. Hal ini bisa mengarah kepada dominasi satu kelompok terhadap kelompok lain.
Peneliti sejarah dan penulis buku Tan Malaka, Gerakan Kiri, dan Revolusi di Indonesia, Harry Poeze, mengatakan, Tan Malaka rela mengorbankan segalanya demi kepentingan bangsa. Dia dikenal sebagai tokoh yang terus memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan kesejahteraan masyarakat.
Dalam bukunya, Harry juga mengungkapkan perjuangan Tan Malaka bersifat lintas bangsa dan lintas benua. Sejumlah temuannya memperlihatkan besarnya pengaruh tokoh berhaluan komunis itu dalam sejarah Indonesia. Sampai saat ini, lokasi makam Tan Malaka belum bisa dipastikan sambil menunggu uji DNA kerangka yang ditemukan di Kediri, Jawa Timur. (IRE)
Sumber: Kompas, Jumat, 22 Oktober 2010
No comments:
Post a Comment