JAKARTA, KOMPAS - Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata mengklaim berhasil memajukan pariwisata Indonesia. Meski demikian, sejumlah kalangan, Rabu (20/10), menilai, pariwisata Indonesia jauh tertinggal dibandingkan negara lain. Apalagi jika melihat potensi wisata alam Indonesia yang luar biasa.
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik, saat menerima finalis Puteri Pariwisata Indonesia 2010, Selasa, mengaku optimistis target 7 juta kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia tercapai. ”Sebab, hampir tiap bulan, dibandingkan bulan yang sama tahun lalu, terjadi peningkatan jumlah kunjungan sekitar 7 persen,” ujarnya.
Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada yang juga pakar pariwisata, Prof Dr Wiendu Nuryantie, mengatakan, ada tiga parameter penting untuk mengukur kinerja pariwisata, yaitu jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan Nusantara, lama tinggal, serta jumlah pembelanjaan wisatawan.
”Jika dua dari tiga parameter itu menunjukkan kenaikan, itu keberhasilan dari upaya marketing. Namun, rendahnya pembelanjaan wisman menandakan rendahnya kualitas destinasi,” ujarnya.
Wakil Ketua Umum Asita Pusat Asnawi Bahar meragukan keberhasilan dari pencapaian target kunjungan wisatawan mancanegara pada 2009 yang 6,4 juta wisman. ”Angka sebanyak itu dari mana? Coba hitung seat pesawat terbang dari luar negeri yang datang, tak sampai sebanyak itu satu tahun. Lalu, data di imigrasi kan tidak pernah ada mana yang betul-betul turis mancanegara, pekerja, dan mana yang bukan. Mungkin saja orang Indonesia pulang wisata dari luar negeri dikatakan sebagai turis mancanegara masuk ke Indonesia,” katanya.
Tak masuk akal
Lektor Kepala dalam Bidang Ekoturisme di Institut Pertanian Bogor Dr Ir Ricky Avenzora, MSc mengatakan, statistik turis asing sebesar 6 jutaan orang tersebut tidak bisa diterima, sejalan dengan buruknya dinamika administrasi pemerintahan serta adanya dinamika penipuan tujuan perjalanan mereka ke Indonesia.
”Sangat banyak pekerja gelap asing di Indonesia yang masuk ke Indonesia dengan visa turis (yang secara sembrono memang telah dimudahkan oleh peraturan Indonesia). Buruknya sistem administrasi menjadikan statistik turis amburadul, sulit kita percaya,” ujarnya.
Tentang target 7 juta kedatangan wisman pada 2010, menurut Ricky, karena adanya kekerdilan mental birokrat yang takut kehilangan jabatan.
Wiendu mengungkapkan, Malaysia tahun 2009 bisa mendatangkan wisatawan mancanegara 22 juta, Singapura 10,5 juta, dan Thailand 14 juta. Sementara Indonesia cuma 6,4 juta (dan data itu masih diragukan).
”Kita selalu mengatakan Indonesia sangat kaya dengan potensi pariwisata, tapi dibandingkan kunjungan wisatawan mancanegara di negara tetangga (pesaing), Indonesia itu belum ada apa-apanya. Kita belum mampu mengolah potensi itu menjadi sebuah destinasi,” ujarnya.
Menurut Asnawi Bahar, destinasi kita terkendala infrastruktur. Untuk mencapai suatu tujuan wisata, akses ke sana lebih dari tiga jam. Kemudian promosi, masih jauh dari harapan. Promosi yang dilakukan Indonesia tidak berkelanjutan dan tidak jangka panjang.
”Malaysia mampu menggaet banyak wisatawan mancanegara karena melakukan promosi besar-besaran di luar negeri, sedangkan Indonesia tak melakukan itu,” ujarnya. (NAL)
Sumber: Kompas, Kamis, 21 Oktober 2010
No comments:
Post a Comment