Jakarta, Kompas - Sejumlah ilmuwan asing meyakini Indonesia sebagai awal peradaban dunia. Teori yang tentu saja menimbulkan pro-kontra di dunia ini semestinya menjadi referensi Indonesia untuk mengkaji lebih lanjut teori peradaban manusia modern.
Teori baru bahwa Indonesia sebagai awal peradaban manusia itu berdasarkan buku Eden in The East atau Surga di Timur, Benua yang Tenggelam di Asia Tenggara karya Profesor Stephen Oppenheimer dari Universitas Oxford, Inggris. Indonesia sebagai sumber segala peradaban besar di dunia juga dikemukakan ilmuwan Brasil, mendiang Profesor Arysio Santos, dalam karyanya, Atlantis, The Lost Found Continent Finally Found atau Indonesia Ternyata Tempat Lahir Peradaban Dunia.
Pembahasan untuk mencermati penelitian yang menyebutkan bahwa Indonesia merupakan awal peradaban dunia yang dimulai dari Paparan Sunda itu digelar dalam diskusi yang dilaksanakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bekerja sama dengan Ufuk Publishing House di Jakarta, Kamis (28/10). Hadir juga dalam acara itu Oppenheimer dan Frank Joseph Hoff dari Universitas Washington, Amerika Serikat, yang mewakili Santos.
Hery Harjono, Deputi Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI, mengatakan, teori ini memang hangat di kalangan ilmuwan yang memicu perdebatan ilmiah yang berkembang. ”Seperti teori Matahari dikelilingi planet-planet, perdebatannya sampai 1.700 tahun. Dalam keilmuan, hal yang biasa ada perdebatan teori yang berkepanjangan,” kata Hery.
Teori Oppenheimer menyatakan, nenek moyang dari induk peradaban manusia modern (Mesir, Mediterania, dan Mesopotamia) berasal dari tanah Melayu yang sering disebut dengan Sunda Land. Kesimpulan Oppenheimer itu didasarkan pada penelitian selama puluhan tahun.
Dokter ahli genetik dengan struktur DNA manusia tersebut melakukan riset struktur DNA manusia sejak manusia modern ada selama ribuan tahun lalu hingga saat ini dengan pendekatan dasar yang digunakan disiplin keilmuan kedokteran, geologi, linguistik, antropologi, arkeologi, dan folklor. (ELN)
Sumber: Kompas, Sabtu, 30 Oktober 2010
No comments:
Post a Comment