-- Syifa Amori
MIMI harus berlatih piano, namun ia sedang bosan. Di tengah kemalasannya itu, tiba-tiba ia mendengar alunan lagu riang bersamaan dengan kemunculan anak laki-laki dengan pakaian aneh dan wig putih dari bagian atas piano. Anak laki-laki itu kemudian memainkan piano seperti kesurupan tanpa sedikit pun melihat pada not nada. Musik yang dimainkannya benar-benar jernih dan tanpa kesalahan.
Kisah Mimi und Mozart atau Mimi dan Mozart terpilih sebagai 100 besar karya yang mampu memperluas perspektif anak dan mendorong berkembangnya imajinasi mereka. Dalam buku ini, anak-anak diajak berimajinasi soal petualangan Mimi bersama Mozart dalam dunia musik (piano).
Begitu juga dengan buku cerita penulis Doris Dörrie lainnya, Mimi entdeckt die Welt (Mimi Discovers the World), yang kaya fantasi dan imajinasi. Kekayaan imajinasi ini begitu mengemuka ketika gambar dalam bukunya, yang menggunakan ilustrasi karya Julia Kaergel, terasa begitu "bercerita" dengan cara yang memanjakan.
Mimi digambarkan melewatkan waktu sore dengan ayahnya dalam petualangan berkeliling dunia yang hanya diawali dari selembar kertas kosong. Mimi menggambar awan, kemudian matahari, kemudian ia membayangkan piknik bersama dan menikmati banyak makanan enak.
Uniknya, buku cerita ini memberikan informasi penting mengenai segala hal yang mengelilingi Mimi. Misalnya ketika Mimi memakan puding cokelat, maka di dalamnya ia melihat adanya susu (bahan pembuat puding) dan sapi (dari mana susu berasal). Begitulah perjalanan yang saling terkait itu membawa Mimi ke Afrika. Di situ, Mimi membayangkan dirinya menaiki seekor zebra.
Digambarkan dengan warna yang kalem dan agak pucat, perjalanan Mimi terasa seperti sebuah mimpi manis yang begitu lembut. Dengan karakter gambarnya, Kaergel memperlihatkan bahwa dunia imajinasi memang bervariasi dan bisa menjadi begitu menggoda dengan paduan harmoni warna yang dipilih seniman ini. Apalagi bentuk hewan-hewan Afrikanya yang komikal ini dihadirkan pula di tempat tidur Mimi. Yaitu dalam bentuk barang-barang yang menyerupai hewan di mimpinya. Kaergel berhasil meyakinkan pembacanya bahwa petualangan Mimi memang hebat.
Ilustrator asal Jerman ini berusaha mempertahankan orisinalitas dalam pengalaman dari penglihatan seorang anak. Meski bicara mimpi, ia tak mencoba mengukir terlalu detail ataupun terlalu kuat berusaha mencari formula absurd.
Sudah Berkembang
Semuanya hadir natural, pada level penerimaan kanak-kanak dalam keseharian. Termasuk bagaimana Kaergel mendukung penceritaan penulis soal puding cokelat atau keju yang dibuat begitu menyenangkan, karena anak-anak bisa begitu emosional pada hal-hal seperti ini. Makanya, kemudian lembar-lembar cerita bergambar ini jadi teramat menghibur.
Julia Kaergel telah mendapatkan berbagai penghargaan. Hasil karya ilustrasinya dapat ditemukan di berbagai buku cerita bergambar dan sampul buku.
Pameran Julia Kaergel, Ilustrasi Buku Cerita Bergambar (mulai 20 Oktober hingga 3 November) ini adalah bagian dari rangkaian pameran Ilustrasi Buku Cerita Bergambar Kontemporer Jerman yang telah diselenggarakan oleh Goethe-Institut Indonesia pada tahun 2009. Bersama Goethe-Institut, Kaergel mengadakan workshop dan pameran karyanya di beberapa negara pada beberapa tahun terakhir ini, yang diikuti dengan pameran hasil karyanya.
Selain itu, Julia Kaergel juga membuat film kartun, patung binatang bernuansa fantasi, serta ukiran kayu berukuran besar. Dalam pameran di Goethe-Institut kali ini diperlihatkan karya ilustrasi Julia Kaergel dari sejumlah buku cerita bergambar yang diterbitkan berbagai penerbit, termasuk ukiran kayunya.
Beberapa ilustrasinya di buku lain, dipamerkan dalam bentuk gambar mandiri, tidak dalam jalinan buku, seringkali tampil dengan sentuhan kedewasaan yang lembut. Misalnya pada karya ilustrasi untuk buku im Büro terbitan Ravensburger (akrilik-mixteknik, 29x24cm) dan juga sebuah karya gambar yang memperlihatkan dua sosok siluet manusia di atas perahu di tengah danau hijau-biru-keemasan di bawah langit jingga yang luas.
Pada gambar-gambar tersebut, ia menggunakan tarikan garis yang lebih pasti dalam mendiferensiasi antara bidang-bidang gambarnya.Warna yang dipakai juga cenderung lebih gelap dan kental meski teknik pewarnaannya tetap mengaplikasikan sapuan kuas yang mirip dengan hasil warna pada cat air.
Sementara karyanya, The Selfisch Giant (objek-kubus, 15x15 cm) dan Just Something (objek-kubus, 8x8 cm), ilustrator ini menampilkan gaya yang lebih artistik. Ciri goresannya lebih figuratif dengan pewarnaan semi-abstrak. Kemungkinan karya ini adalah karya pribadi Kaergel, meski pada kenyataannya seni ilustrasi buku cerita anak bergambar kontemporer internasional, termasuk Jerman, memang sudah berkembang jauh melewati batas-batas karya seni yang dianggap kekanakan.
Dengan adanya perkembangan pesat inilah makanya kemudian digagas Pameran Ilustrasi Buku Cerita Bergambar Kontemporer Jerman yang sudah mulai diselenggarakan Goethe-Institut Indonesia sejak tahun 2009. Ketika itu pameran yang dikonsep bekerja sama dengan museum buku-bergambar Troisdorf ini memberikan pandangan sekilas dunia penciptaan seniman-seniman Jerman dalam bidang buku-bergambar yang diwakili oleh 13 seniman.
Kecenderungan Baru
Di samping seniman-seniman yang sudah punya nama dalam bidang ini, dipamerkan juga karya dari seniman-seniman muda yang karyanya mencerminkan kecenderungan terbaru dalam bidang ilustrasi buku-bergambar.
"Pameran Ilustrasi Buku Anak Kontemporer Jerman ini memperlihatkan kualitas tinggi ilustrasi buku cerita anak di Jerman. Ilustrasi lukisan cat air, kolase, sampai gambar digital yang ada dalam pameran ini memberikan spektrum luas dari seni buku-bergambar modern," kata ilustrator Indonesia Mohammad Taufik yang membuka pameran di Goethe tersebut.
Menurut pria yang dikenal dengan panggilan Emte ini, pandangan seniman ilustrator yang naif, skeptis, sureal, abstrak, absurd, atau sangat pandai, membiarkan anak-anak untuk bermain dengan dunia imajiner dan mimpi. Sama halnya dengan beberapa seniman lainnya yang memilih untuk menyalahtafsirkan kenyataan secara riang dan aneh.
Pameran ini memperlihatkan pada kita kualitas yang tinggi dan keanekaragaman yang luar biasa dari ilustrasi buku-bergambar Jerman. Ilustrasi lukisan cat air, kolase sampai gambar digital yang ada dalam pameran ini memberikan spektrum yang luas dari seni buku-bergambar modern. Kadang pandangan sang seniman sangat naif, kadang skeptis, kadang kurang ajar atau sangat pandai. Beberapa seniman bermain dengan dunia imajiner dan mimpi, yang lainnya menyalahtafsirkan kenyataan secara riang dan aneh. Gambar-gambar yang ekspresif dengan warna-warna yang kuat berdiri berseberangan dengan ilustrasi-ilustrasi yang halus dan rumit.
Ilustrasi buku anak kini sudah jadi bentuk seni sekaligus bagian intergral komposisi literer dalam buku sebagai sebuah karya seni. Untuk menghargai lebih lanjut (bukan sekadar mengagumi) seluruh gaya, media, dan teknik yang dipakai dalam ilustrasi buku anak, tentu saja pembacanya juga mesti paham soal komposisi dan desain buku. Inilah mengapa ilustrasi buku anak ternyata juga merupakan "santapan" segala usia.
Awalnya, ilustrasi untuk buku anak-anak hanya sekadar menguatkan isi cerita dan menjelaskan maksud dari teks dalam bukunya, namun kemudian seniman di abad ke-19 memberikan dimensi baru untuk ilustrasi, yang memproduksi buku cerita dengan gambar yang tidak terikat dengan teks, dan bahkan memiliki peran bercerita yang sama dengan tulisannya sendiri.
Ilustrasi buku anak tumbuh semakin menakjubkan mulai era 70-an dan berkembang menjadi sebuah seni yang kaya, ekspresif, dan menghadirkan ragam kreativitas luas. Tahun 80-an, 90-an, hingga saat ini, para penerbit telah memproduksi buku cerita anak bergambar dengan ilustrasi yang menarik perhatian dunia.
Sumber: Jurnal Nasional, Minggu, 31 Oktober 2010
1 comment:
Artikelnya mantab banget. ukutan share perkembangan desain grafis maju dengan cepat, dengan teknologi mesin cetak yang sangat mutahir.
industri desain grafis seperti desain cover, desain brosur, dan jasa desain kayanya akan lebih banyak dibandingkan tahun-tahun kemarin.
Post a Comment