Friday, October 08, 2010

Mario Vargas Llosa dari Peru Meraih Nobel Sastra

Stockholm, Kamis - Penulis kelahiran Peru, Mario Vargas Llosa (74), diumumkan sebagai pemenang hadiah Nobel Sastra tahun ini. Penghargaan tertinggi untuk dunia sastra ini diumumkan oleh The Royal Swedish Academy of Sciences atau RSAS, institusi yang berwenang menyeleksi pemenang Nobel, di Stockholm, Swedia, Kamis (7/10).

Dalam pernyataan resminya, akademi tersebut menyatakan, Vargas Llosa berhak mendapatkan Nobel atas ”kemampuan pemetaan struktur kekuasaan dan penggambaran tajam atas perlawanan, pemberontakan, dan kekalahan seseorang”.

Sekretaris tetap RSAS, Peter Englund, mengatakan, Vargas Llosa adalah seorang pendongeng yang diberkati dengan bakat untuk membuat tulisan-tulisan yang mampu menyentuh pembacanya. ”Dia adalah salah seorang pengarang besar di negara-negara pengguna bahasa Spanyol,” tutur Englund.

Englund juga menyebut penulis kelahiran kota Arequipa, Peru, 28 Maret 1936, ini adalah salah seorang tokoh di balik kebangkitan sastra Amerika Latin era 1960-1970-an.

Karyanya yang terkenal, antara lain, The Green House (1966), Conversation in The Cathedral (1969), dan The Feast of The Goat (2000).

Menurut catatan Reuters, Vargas Llosa adalah penulis Amerika Latin pertama yang meraih Nobel Sastra sejak penulis asal Meksiko, Octavio Paz, meraih penghargaan itu, 1990. Ia berhak membawa pulang hadiah uang sebesar 10 juta kronor Swedia (sekitar Rp 12 miliar) pada malam penganugerahan Nobel 2010 di Stockholm, 10 Desember mendatang.

Englund mengatakan, Varga Llosa sedang berada di New York, AS, saat dia ditelepon untuk diberi kabar tentang kemenangan tersebut. Vargas Llosa mendapat kesempatan mengajar di Princeton University, New Jersey, AS, sepanjang semester ini.

Selain sebagai penulis lebih dari 30 judul novel, skenario teater, dan esai, Vargas Llosa juga dikenal sebagai wartawan, kolumnis, dan mantan calon presiden.

Pada 1990, dia nekat maju dalam pemilihan presiden Peru, mewakili koalisi partai-partai konservatif bernama FREDEMO. Namun, dia dikalahkan telak oleh Alberto Fujimori yang kemudian menjadi Presiden Peru hingga tahun 2000.

Kecewa dengan kekalahan ini dan pemerintahan ala diktator Fujimori, Vargas Llosa memutuskan pindah ke Spanyol dan menjadi warga negara Spanyol.

Empat tahun kemudian, ia menjadi penulis Amerika Latin pertama yang terpilih menjadi anggota Real Academia EspaƱola, otoritas tertinggi bahasa Spanyol. Ia baru mengisi posisi di akademi terhormat tersebut pada 1996, setahun setelah ia meraih penghargaan tertinggi untuk karya sastra berbahasa Spanyol, Hadiah Cervantes, pada 1995.(AFP/AP/Reuters/DHF)

Sumber: Kompas, Jumat, 8 Oktober 2010

No comments: