Jakarta, Kompas - Budaya membaca masih menjadi persoalan di Indonesia. Peningkatan minat membaca sejak dini di sekolah terkendala minimnya koleksi buku yang menarik bagi siswa. Jika melihat indikator sosial dan budaya Badan Pusat Statistik, salah satu yang dilihat adalah penduduk berusia di atas 10 tahun yang membaca surat kabar atau majalah. Hal ini semakin tahun semakin menurun.
Pada 2009, baru sebanyak 18,94 persen dari kelompok usia tersebut yang membaca surat kabar/majalah. Tahun sebelumnya berada di kisaran 23 persen.
Sebaliknya, jumlah penduduk yang menonton televisi terus meningkat. Pada 2009, jumlahnya mencapai 90,27 persen. Tahun sebelumnya 85,86 persen.
Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia Setia Dharma Madjid di Jakarta, Kamis (7/10), mengatakan, minat baca belum menguat karena koleksi buku yang ada belum sesuai dengan kebutuhan mereka. ”Kita mesti punya grand design kebutuhan buku secara nasional,” kata Setia.
Kukuh Sanyoto, Direktur Eksekutif Serikat Penerbit Suratkabar Bidang Pendidikan, mengatakan, pemerintah mesti menyediakan informasi yang murah dan mudah untuk masyarakat. Untuk itu, perlu ada subsidi buku, surat kabar, dan lain-lain.
Sekolah kesulitan mengembangkan koleksi perpustakaan sebab dana buku masih diprioritaskan untuk penyediaan buku pelajaran bagi setiap siswa.(ELN)
Sumber: Kompas, Jumat, 8 Oktober 2010
1 comment:
Pemerintah perlu meninjau ulang tuch :)
Post a Comment