Sleman, Kompas - Guru seni budaya di sekolah tak mendapat ruang untuk berekspresi dan menampilkan karya-karya mereka di tempat yang bisa dinikmati publik, apalagi disandingkan dengan karya seniman. Pameran dan pergelaran seni budaya lebih banyak hasil karya seniman.
Remaja yang tergabung dalam De Japan Odori Holic membawakan tarian massal budaya Jepang dalam pembukaan Festival Seni Internasional 2010 di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (2/8). Kegiatan yang mementaskan karya kreatif pelaku seni dari dalam dan luar negeri tersebut akan berlangsung hingga 6 Agustus. (KOMPAS/WAWAN H PRABOWO)
”Karena itulah Festival Seni Internasional yang diadakan 2-6 Agustus di Yogyakarta diharapkan menjadi pemantik perhelatan seni khusus untuk guru pada tahun-tahun mendatang,” kata Edhy Susatya, Ketua Festival Seni Internasional (FSI) 2010, di Yogyakarta, Senin (2/8).
Ia mengatakan, ada anggapan, seniman lebih hebat berkarya. ”Itu benar karena seniman punya totalitas dan tidak terbebani peran memberikan pendidikan. Beda dengan guru yang sehari-hari berkutat mengajar,” ujarnya dalam pembukaan FSI di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Seni dan Budaya (PPPPTK SB), Senin.
Namun, menurut Edhy, sebagian guru pun punya kemampuan sama bagusnya dengan seniman, tetapi kurang diwadahi dan difasilitasi. Ini yang dilihat pemerintah sehingga menggelar FSI. Tahun ini merupakan FSI yang ketiga, sebelumnya diadakan pada 2006 dan 2008. ”Sepertinya memang hanya FSI ajang rutin yang diberikan kepada guru. Karena itulah kami berharap FSI rutin digelar pada tahun-tahun mendatang,” katanya.
Komunikasi budaya
Direktur Jenderal Peningkatan Mutu dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Nasional Baidowi yang membuka acara mengemukakan, dengan bertemunya karya kreatif guru seni budaya di Indonesia dan mancanegara, diharapkan terjadi komunikasi budaya. Pada gilirannya dapat dijadikan bahan kajian untuk peningkatan pembelajaran seni budaya di sekolah.
FSI 2010 yang mengangkat tema Creative Art for Teacher diikuti lebih dari 100 guru. FSI berisi, antara lain, festival seni pertunjukan, lomba dan pameran lukis, lomba dan pameran produk inovatif kriya, seni pertunjukan internasional sejumlah seniman dari luar negeri, seminar, serta apresiasi seni untuk masyarakat. Lokasi kegiatan di Kampus Universitas Negeri Yogyakarta dan PPPPTK SB, Jalan Kaliurang Kilometer 12,5.
Senin malam, ditampilkan pentas seni pertunjukan karya guru SMA Bopkri 1 Yogyakarta dan pentas seni guru SMKN2 Wonosari. (PRA)
Sumber: Kompas, Selasa, 3 Agustus 2010
No comments:
Post a Comment