JAKARTA, KOMPAS - Belum adanya kurikulum pendidikan karakter menjadi salah satu sebab karut-marutnya keadaan masyarakat. Diperlukan kurikulum pendidikan karakter, sementara yang ada baru mata pelajaran tentang pengetahuan karakter.
Pelajaran-pelajaran tersebut terutama tertuang dalam mata pelajaran agama, kewarganegaraan, dan Pancasila.
Demikian benang merah dari tadarus Kebangsaan Ramadhan 1431 H yang diselenggarakan Maarif Institute di Jakarta, Rabu (18/8). Dengan narasumber Wakil Mendiknas Fasli Jalal, Ratna Megawangi, dan Yayah Khisbiyah, diskusi sore itu belum menukik ke jabaran kondisi rusaknya masyarakat. Kondisi masyarakat diputus langsung sebagai akibat tidak adanya kurikulum pendidikan karakter.
Menurut Fasli Jalal, setiap mata pelajaran sudah memuat bahan tentang pendidikan karakter, apalagi untuk jenis-jenis mata pelajaran seperti agama dan kewarganegaraan. Namun, karena faktor ketidaksiapan guru, baik karena jumlah maupun kualifikasi yang dipersyaratkan, muatan itu kurang disampaikan kepada murid.
Ratna dan Yayah menunjukkan kenyataan, proses pembelajaran dilakukan dengan pendekatan hafalan. Murid hanya diharapkan menguasai materi dengan keberhasilan yang diukur dari kemampuan menjawab soal, itu pun hanya dengan soal pilihan berganda.
”Karena orientasinya hanya untuk memperoleh nilai bagus, maka bagaimana mata pelajaran bisa berdampak pada perubahan perilaku tidak diperhatikan. Yang terjadi adalah kesenjangan antara pengetahuan moral dan perilaku,” tambah Ratna Megawangi, aktivis pendidikan yang selalu menekankan pendidikan karakter.
Selain faktor keluarga menjadi unsur terpenting, diskusi menyepakati perlunya pembekalan guru mengenai praksis pendidikan yang berbasis karakter. Praksis pendidikan bukan semata-mata menghasilkan manusia terdidik, tetapi manusia yang berkarakter.
Menurut Anhar Gonggong yang dimintai tanggapan, yang dihasilkan seharusnya tidak hanya manusia terdidik, tetapi juga manusia yang tercerahkan, yang tidak hanya pintar, tetapi juga berkarakter. (STS)
Sumber: Kompas, Jumat, 20 Agustus 2010
No comments:
Post a Comment