Friday, August 13, 2010

[Fokus] Menepis Citra Usang Museum

MUSEUM merupakan wahana untuk memberikan gambaran dan pendidikan tentang perkembangan alam dan budaya manusia. Ada banyak ragam dan macam museum di Indonesia: museum sejarah, museum seni, museum alam, museum ilmu pengetahuan dan teknologi, museum perusahaan, museum tokoh, dan lain-lain.

Menurut catatan Intan Mardiana, Direktur Museum di Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Indonesia memiliki 279 museum, yang terdiri atas 58 museum umum dan 221 museum khusus. Museum umum dikelola oleh instansi pemerintah dalam jajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sedangkan museum khusus adalah museum milik pemerintah daerah atau milik swasta.

Museum acap kali hanya menampilkan diri sebagai ”gudang” koleksi beragam benda usang dari zaman baheula. Koleksi—yang sebenarnya luar biasa—berdebu dan tampak tak terawat dengan baik. Tidak ada informasi lengkap mengenai kegunaan koleksi-koleksi itu. Tak ada pemandu yang mampu memberi penjelasan secara mendalam. Acara mengunjungi museum acap kali berubah menjadi aktivitas yang membosankan sehingga umumnya orang hanya datang sekali seumur hidup. Dalam tahun 2006, tercatat 4,8 juta pengunjung. Jumlah ini berkurang sekitar 300.000 orang pada tahun berikutnya. Tahun 2009, tercatat 4,2 juta orang mengunjungi museum.

Kini muncul museum-museum baru yang dikelola swasta, seperti Museum Layang-layang di Jakarta, House of Sampoerna di Surabaya, dan Museum Batik Danar Hadi di Solo. Berbeda dengan museum lama, museum baru ini mampu menjadi lokasi wisata baru.

Di House of Samporena, misalnya, bangunan kuno bergaya kolonial yang bersih terawat dan rapi langsung menghapus kesan museum yang kuno, kotor, berdebu, dan tak terawat. Penataan interior yang nyaman mampu membuat kerasan. Udara beraroma cengkeh yang harum menunjang pengunjung menyaksikan beragam koleksi milik ”kerajaan” Sampoerna yang ditata dengan atraktif dengan pencahayaan yang menarik. Mesin pembuat rokok linting, jenis-jenis cengkeh, beragam iklan rokok, seragam Marching Band Sampoerna hingga lemari besi tempat penyimpan barang berharga mengundang decak kagum.

Meski tidak ada pungutan biaya untuk memasuki museum ini, para petugas museum dengan ramah memberikan informasi secara jelas. Apabila berminat, pengunjung bisa mencoba membuat rokok kretek linting dengan menggunakan alat linting rokok tanpa mesin. Cinderamata museum yang dirancang dengan apik pun menjadi oleh-oleh yang menarik.

Saatnya museum berbenah. Untuk menempatkan kembali arti penting museum secara proporsional dan kontekstual, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata melakukan revitalisasi museum. Revitalisasi akan dilaksanakan selama lima tahun (2010-2014) dan mencakup 79 museum di Indonesia. Ada enam aspek yang akan dibenahi, yakni aspek fisik, manajemen, program kreatif, jejaring, kebijakan, dan aspek pencitraan.

(BE Julianery/ Litbang Kompas)

Sumber: Kompas, Jumat, 13 Agustus 2010

No comments: