-- Abdi Pratama
SEMANGAT merah putih tak pernah luntur. Itulah mungkin ungkapan yang tepat untuk menggambarkan betapa kuat dan kokohnya semangat para putra-putri terbaik bangsa yang berada di luar negeri, termasuk Jepang. Semangat yang tidak pernah lekang di makan waktu di mana pun berada. Bagi para pelajar ataupun pekerja di luar negeri, khususnya Jepang, sudah menjadi sebuah kebanggaan untuk menunjukkan identitas sebagai warga negara Indonesia. Sikap itu tergambar dalam setiap tindakan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Sikap-sikap itu tecermin salah satunya dalam hal menunjukkan ciri khas bangsa Indonesia. Mereka tidak merasa malu untuk mengenakan pakaian batik di setiap acara-acara bersama orang Jepang. Tidak hanya itu saja, program-program yang diikuti oleh banyak bangsa pun kehadiran batik tidak pernah absen di tengah acara-acara tersebut. Acara penyambutan warga baru di universitas maupun perusahaan, festival budaya kota, festival internasional serta event-event yang lain.
Contoh sikap lain juga tampak dari semangat dan keseriusan para putra terbaik bangsa untuk mempromosikan alat-alat musik tradisional, seperti angklung, gamelan, tari tradisional, dan baju daerah, di setiap acara yang melibatkan partisipasi lintas negara dan bangsa. Di sela-sela kesibukan kuliah maupun bekerja, para putra terbaik bangsa itu bahu-membahu untuk membangun image yang baik terhadap Indonesia.
Di setiap acara perkenalan pun tidak pernah terlupakan untuk selalu mengatakan, "Watashi ha Indonesia kara kimashita, I am from Indonesia (saya berasal dari Indonesia)." Ucapan yang jauh dari rasa malu dan penuh percaya diri.
Tidak hanya itu saja, mereka pun tetap menunjukkan sikap yang baik sebagai pemeluk agama yang taat, baik yang beragama Islam, Kristen, Hindu, maupun Buddha. Bagi orang muslim, sikap itu terlihat dari kepatuhan dan ketaatan mereka dalam mengerjakan salat lima waktu ataupun sikap mereka terhadap menu makanan halal dan haram. Para pemeluk agama Kristen pun selalu rajin untuk beribadah di gereja dan sikap ketaatan terhadap agamanya, begitu pula dengan umat Hindu dan Buddha, sehingga bangsa Indonesia sebagai negara yang berketuhanan tidak luntur walaupun berada di negara yang notebene tidak memiliki agama yang khusus.
Di berbagai acara pertandingan persahabatan olahraga antarnegara pun tidak pernah hilang dari penglihatan warna merah putih yang tergambar dari kaus mereka, ikat kepala, atau bahkan bendera-bendera kecil yang meraka genggam bersama yel-yel yang menyerukan semangat merah putih bangsa Indonesia.
Sikap bangga dan semangat itu semakin memuncak menjelang peringatan hari kemerdekaan RI, 17 Agustus. Berbagai acara diadakan untuk menyemarakkan hari bersejarah itu. Seperti lomba-lomba olahraga, pentas budaya Indonesia, bahkan upacara bendera 17 Agustus yang difasilitasi oleh Kedutaan Besar RI ataupun Konsulat Jenderal RI yang ada di Jepang.
Semangat dan darah merah putih semakin meninggi ketika sang dwiwarna dikibarkan di sela lantunan lagu Indonesia Raya yang mengumandang. Sikap tegak berdiri memberikan hormat kepada sang merah putih semakin membangkitkan semangat dan kebanggaan terhadap bangsa yang kaya dan besar ini. �Aku adalah bangsa Indonesia, aku bangga menjadi orang Indonesia.� Sikap itu terkadang terasa sedikit ganjil ketika dilaksanakan di tengah negeri yang menurut sejarah pernah menjajah bangsa Indonesia. Namun, itulah masa lampau, masa kini telah semakin maju dengan semangat saling menghormati serta bekerja sama untuk memajukan dan menjunjung tinggi nilai-nilai perdamaian dunia.
Semangat bangga sebagai bangsa Indonesia merupakan sebuah modal yang luar biasa untuk membangun Indonesia ke depan. Apalagi jika sikap ini diikuti dengan tindakan prestasi dan berkarya. Para mahasiswa berprestasi di meja belajar, penelitian-penelitian, konferensi-konferensi internasional, dan lain-lain. Begitu juga para pekerja yang selalu menunjukkan etos kerja yang baik dan berprestasi di tempat kerja. "Di mana pun berada memberikan karya terbaik bagi negeri tercinta Indonesia."
Jika sikap dan semangat memberikan sumbangsih terbaik untuk bangsa ini selalu ada di setiap sanubari putra-putri bangsa, baik yang berada di Tanah Air Indonesia, maupun yang sedang belajar ataupun bekerja di luar negeri, dapat dipastikan Indonesia akan segera bangkit dari keterpurukan menjadi bangsa yang besar dan maju. Kedua elemen yang saling bahu-membahu memberikan segala potensinya untuk membangun bangsa. Bangsa yang akan memberikan kemakmuran dan kesejahteraan kepada seluruh masyarakat Indonesia. "Dream comes true (impian itu akan datang)."
* Abdi Pratama, Osaka, Jepang
Sumber: Lampung Post, Rabu, 18 Agustus 2010
No comments:
Post a Comment