Friday, May 21, 2010

Obituarium: Sang Maestri Wafat, Karyanya Mengalir Sampai Jauh

Bengawan Solo...

Riwayatmu kini...

Sedari dulu..

Jadi perhatian insani....


LAGU Bengawan Solo tak pernah pudar dari ingatan bangsa Indonesia. Walaupun telah berusia sekitar 70 tahun, lagu itu selalu mengingatkan bangsa Indonesia kepada sosok sang penciptanya, Gesang Martohartono.

Setelah keluar masuk rumah sakit, Gesang tutup usia pukul 18.10, Kamis (20-5) di RS PKU Muhammadiyah Solo. Gesang meninggal karena maestro keroncong dari Solo ini tidak mau makan dan sering muntah.

Gesang lahir di Surakarta, Jawa Tengah, pada 1 Oktober 1917. Dia adalah seorang penyanyi dan pencipta lagu. Lagu ciptaannya yang fenomenal, Bengawan Solo, mengangkat namanya ke kancah musik Asia, terutama Jepang.

Sebagai bentuk penghargaan atas jasanya terhadap perkembangan musik keroncong, pada 1983 Jepang mendirikan Taman Gesang di dekat Bengawan Solo. Pengelolaan taman ini didanai oleh Dana Gesang, sebuah lembaga yang didirikan untuk Gesang di Jepang.

Awalnya, pria yang juga menciptakan lagu Ojo Lamis itu bukanlah seorang pencipta lagu. Dia hanya seorang penyanyi keroncong di kendurian perkawinan dan pesta kecil di Solo.

Pada usia 23, Gesang mulai ikut memainkan flute saat bergabung dengan orkes keroncong. Kelompok musik itu memainkan lagu dari peninggalan Portugis abad ke-17. Saat itulah, Gesang menciptakan lagu yang menceritakan sungai di Kota Solo.

Salah satu ciri yang ada pada diri Gesang sejak muda adalah kesetiaannya terhadap seni. Kesetiaan pada seni itulah yang juga menyebabkan dia harus berpisah dengan istri karena selama berumah tangga Gesang selalu berpindah-pindah tempat tinggal, dari satu kota pementasan ke kota pementasan lainnya.

Selain kesetiaan pada seni, satu ciri lain yang menonjol pada Gesang adalah kesederhanaan pribadinya. Dia jauh dari impian yang muluk-muluk. Dia menerima seperti apa adanya semua yang menghampiri hidupnya.

Selamat jalan Sang Maestro! (MI/U-3)

Sumber: Lampung Post, Jum'at, 21 Mei 2010

No comments: