PENDIDIKAN adalah kunci dari semua aspek pembangunan manusia. Seluruh aspek kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan budaya berkaitan dengan pendidikan. Perubahaan sosial hanya bisa terjadi melalui pendidikan. Meningkatkan kapasitas manusia tidak bisa dilakukan melalui kekuasaan, tetapi pendidikan.
HAR Tilaar (sp/luther ulag)
Itulah yang dipercaya oleh pakar pendidikan HAR Tilaar. Sejak tahun 2002, guru besar Emeritus Universitas Negeri Jakarta itu terus memperkenalkan pendidikan kritis yang dikemukakan oleh Paulo Freire. Pendidikan kritis sekarang mulai berkembang di negara maju.
Karena tulisan-tulisannya tentang pendidikan kritis dan bukunya Kekuasaan dan Pendidikan, dia diundang untuk memberikan seminar di Harvard University pada tahun 2003. Hanya orang-orang terbaik dan kompeten di bidangnya dapat mengadakan seminar di salah satu universitas terbaik dunia itu.
Keahliannya dalam bidang pendidikan telah mendapat pengakuan dunia internasional. Penulis lebih dari 200 artikel itu, mendapatkan Ceritificate of Ceremony, World Record for Achievement in Pedagogy pada tahun 2007. Biografinya tercantum dalam Who’s Who in American Education 2006-2007. “Saya tidak diakui di negeri sendiri, tapi saya diakui oleh dunia internasional,” ujar pria kelahiran 16 Juni 1932 itu.
Dari Pemerintah Indonesia, Tilaar memperoleh anugerah Bintang Jasa Utama Republik Indonesia pada tahun 1998. Setelah selama 45 tahun bekerja di birokrat, HAR Tilaar pensiun sebagai Asisten Menteri Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia di Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Sejak itu, ia menjadi turis berkeliling dunia dan melakukan riset tentang pendidikan.”Ibu menyuruh saya berhenti, saya pun menjadi turis alias turut istri. Ke mana-mana saya mendampingi dan menjadi penasihat ibu,” ujar suami Martha Tilaar itu.
Dalam masa pensiunnya, ia menjadi turis melancong ke berbagai negara, mengembangkan kemampuannya dan menulis berbagai buku tentang pendidikan. Ayah dari empat orang anak itu masuk ke universitas-universitas besar di dunia dan berteman dengan guru-guru besar negara maju.
Pria kelahiran Tondano, Sulawesi Utara itu telah menerbitkan 18 buku pendidikan. Ia salah seorang anggota pendiri Yayasan Buku Utama, anggota Badan Pengembangan Buku Nasional, anggota Dewan Riset Nasional sejak 1999 hingga 2004.
Penerima Distinguished Alumni Award dari Indiana University, Amerika itu menilai kebijakan pendidikan nasional kacau-balau. Dia mencontoh masalah ujian nasional (UN) dan kesejahteraan guru-guru. Pendidikan nasional tercekam oleh kekuasaan. Meski UUD 1945 mengamanatkan pemerintah mengalokasikan mininal 20% anggaran untuk pendidikan, yang terjadi pendidikan nasional makin mahal. Anggaran pendidikan yang melambung tinggi, namun kecerdasan bangsa tidak terbangun dengan baik dan merata.
”Hasil UN bukannya meningkat malah turun. UN turun adalah refleksi kesalahan pemerintah,” katanya.
Buang Uang
Badan Skandal Pendidikan Nasional sebutan dari Tilaar untuk Badan Standar Nasional Pendidikan telah membuang uang Rp 600 miliar untuk penyelenggaraan UN. Dana sebesar itu seharusnya bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia timur.
Anggaran pendidikan yang hanya digunakan untuk peningkatan citra kementerian. Dana bantuan operasional sekolah (BOS) pun hanya menutupi 30% dana operasional sekolah, Bahkan, Komisi Pemberantasan Korupsi mulai turun tangan menyelidiki alokasi dana BOS yang terungkap sarat dengan korupsi. ”Saya dan Pak Wim, pakar pendidikan Winarno Surakhmad, pun bergurau orang-orang birokrasi ini sepertinya harus memakan obat sakit kepala bintang 7. Apa yang dilakukan kementerian hanya membuat kebijakan, tetapi pelaksanaannya tidak ada,” katanya.
Saking kritisnya, Tilaar dan Winarno menggugat penghapusan ujian nasional dan pembatalan UU Badan Hukum Pendidikan ke Mahkamah Konstitusi. Bersama teman-teman ”pemberontak”-nya meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menghapus UN. ”Saya menjadi penasihat Presiden bidang pendidikan, tetapi nasihat saya tidak digunakannya. Pengaruh kekuasaaan sangat kuat dalam dunia pendidikan,” tandasnya. [SP/Daurina L Sinurat]
Prof Dr HAR Tilaar MSc Ed
Tempat/ tanggal lahir: Tondano, 16 Juni 1932
Pendidikan:
1. Chr Louwerier School Tomohon (tamat 1946)
2. Chr Normaalschool Tomohon (tamat 1950)
3. Staats Kweekschool Tomohon (tamat 1952)
4. B-I Pedagogik Bandung (tamat 1957)
5. B-II Pedagogik Bandung (tamat 1959)
6. FKIP UI Sarjana pendidikan (1961)
7. University of Chicago (1964-1965)
8. Indiana University, Bloomington
M.Sc. Education (1967)
Dr. of Education (1969)
Riwayat pekerjaan:
1. Guru SD, SLTP, SLTA, Universitas (1952-1997)
2. Staff Bappenas Asisten Ahli (1970-1971)
Karo Sosial, Kesehatan, Perumahan Rakyat
(1972-1984)
Karo Pendidikan dan Kebudayaan (1984-1992)
Asisten Menteri Pengembangan dan
Sumber Daya Manusia (1986-1993)
3. Guru Besar UNJ (1986-1997)
4. Gubernur Emeritus UNJ (1997- sekarang)
Sumber: Suara Pembaruan, Jumat, 7 Mei 2010
No comments:
Post a Comment