JAKARTA, KOMPAS - Kepergian arkeolog Uka Tjandrasasmita (80) merupakan kehilangan besar bagi Indonesia. Uka adalah saksi sejarah perubahan masa kolonial ke Indonesia merdeka, khususnya di bidang arkeologi. Ia arkeolog yang disegani dalam dan luar negeri.
”Ia berjasa pada pemugaran Candi Borobudur yang kembali berdiri dan Candi Prambanan yang rata dengan tanah kembali tegak,” kata arkeolog Nunus Supardi, saat dihubungi Minggu malam, di Jakarta.
Poppy Savitri, mantan Sekretaris Pribadi Edi Setyawati, kala itu Direktur Jenderal Kebudayaan, mengatakan, Uka mengembuskan napas terakhir pada Sabtu (22/5) pukul 10.20 WIB di Bogor, Jawa Barat, setelah 5 bulan terakhir diopname karena menderita kanker usus. Jenazah almarhum dikuburkan di pemakaman keluarga, Sabtu petang.
Menurut Nunus, almarhum merupakan figur yang penuh dedikasi terhadap bidang kepurbakalaan. ”Bahkan, dalam kondisi sakit, ketika saya besuk dua minggu lalu, ia menunjukkan fotokopi tulisan terakhirnya tentang kepurbakalaan,” katanya.
Pada usia sepuhnya, sebelum diopname, Uka masih mendedikasikan keahliannya dengan menulis buku dan mengajar di Pascasarjana UI, Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, dan Universitas Pakuan, Bogor.
Tahun 1980-an, Uka pernah menjabat Direktur Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Sejarah Purbakala Direktorat Jenderal Kebudayaan.
Antara tahun 1960- 2006, Uka telah menulis sedikitnya 10 judul buku dan 200 judul makalah. Bahkan, hingga usia senja, Uka masih menulis sebuah buku, Arkeologi Islam Nusantara. (NAL)
Sumber: Kompas, Senin, 24 Mei 2010
No comments:
Post a Comment