SASTRAWAN Sutardji Calzoum Bachri (64) memang selalu memukau. ”Presiden Penyair” itu bersedia hadir dalam acara ”Lazuardi Gala Performance” SMP Lazuardi GIS di kawasan Cinere, Depok, akhir pekan lalu. Dia datang atas undangan murid-murid sekolah tersebut. Saat seorang guru bertanya apakah dia bersedia membacakan puisi, Sutardji menjawab dengan filosofis.
Sutardji Calzoum Bachri
”Saya sudah lama berhenti menyukai atau membenci. Saya sekarang akan menerima apa pun yang dihadapkan kepada saya,” katanya.
Sang guru lalu menyodorkan puisi berjudul Sepisau Ubi. Namun, Sutardji malah meminta ia membacakan dulu puisi Tanah Air Mata.
”Tadi saya dengar musikalisasinya, bagus sekali. Namun, teksnya ada yang salah,” ujarnya.
Sutardji pun ”ditodong” untuk membawakan dua puisi tersebut. Tentu saja dia tak gentar dengan hal itu. Maka, di hadapan hadirin, dia membacakan puisi Tanah Air Mata dan Sepisau Ubi, dengan iringan piano siswa.
Penampilan Sutardji tidak berbeda dengan gaya khasnya saat membaca puisi dalam arena yang lebih ”serius”. Dia beraksi, lengkap dengan gerak tubuhnya. Hadirin pun terpukau.
”Ketika kita sudah bisa mencintai dan memaknai seni, ketika itu pula kita sebenarnya sedang mencintai Allah dan semua ciptaan-Nya,” ujarnya. (*/ush)
Sumber: Kompas, Senin, 17 Mei 2010
No comments:
Post a Comment