Jakarta, Kompas - Pendidikan tak cukup hanya untuk membuat anak pintar, tetapi juga harus mampu menciptakan karakter atau nilai-nilai luhur. Karena itu, penanaman nilai-nilai luhur yang bersifat universal ataupun universal harus ditanamkan sejak dini.
Demikian pokok persoalan yang mengemuka dalam workshop sehari bertajuk ”Menata Pembinaan Karakter Luhur di Kalangan Siswa” yang berlangsung di Jakarta, Senin (17/5). Kegiatan ini merupakan kerja sama Yayasan Semai Jiwa Amini (Sejiwa), Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi), dan Perpustakaan Nasional serta diselenggarakan dalam rangka Hari Buku Nasional, hari jadi ke-60 Ikapi, dan hari jadi ke-30 Perpustakaan Nasional.
Sebagai komitmen mendukung pendidikan karakter yang dicanangkan pemerintah, Ketua Ikapi Setia Dharma Madjid mengatakan akan mendorong penerbit buku di semua daerah untuk menerbitkan buku-buku bacaan yang mencerminkan pentingnya pembentukan karakter. ”Termasuk juga mendorong pemerintah dan penerbit daerah menggali nilai-nilai lokal untuk memperkaya bahan-bahan bacaan pembentukan karakter,” ujar Setia.
Harkristuti Harkrisnowo, Direktur Jenderal Hak Asasi Manusia Kementerian Hukum dan HAM, mengatakan, kenyataan yang terjadi di masyarakat dewasa ini, pendidikan nilai pun diserahkan orangtua kepada pihak sekolah. Namun, kurikulum sekarang dinilai sangat memberatkan anak karena banyaknya mata pelajaran yang fokusnya menghafal atau mengingat.
”Tapi, untuk mengasah keluhuran budi kurang dikembangkan. Anak-anak tidak diberi ruang untuk mengembangkan kreativitas dan menemukan jati dirinya. Padahal, anak-anak kita butuh keterampilan sosial untuk bisa menjalani kehidupan,” ujar Harkristuti. (ELN)
Sumber: Kompas, Selasa, 18 Mei 2010
No comments:
Post a Comment