JAKARTA, KOMPAS - Penghargaan Achmad Bakrie 2010, Kamis (5/8) malam, diberikan kepada enam tokoh berprestasi walaupun dua di antaranya menolak penghargaan tersebut. Enam tokoh tersebut dianggap memberikan sumbangsih yang luar biasa kepada bangsa.
Sjamsoeoed Sadjad (kiri) menerima Penghargaan Achmad Bakrie 2010 untuk Bidang Teknologi yang diserahkan oleh Bungaran Saragih di Balai Sarbini, Jakarta, Kamis (5/8). Penerima penghargaan lainnya, Daniel Murdiyarso untuk Bidang Sains, S Yati Soenarto untuk Bidang Kedokteran, serta hadiah khusus untuk Ratno Nuryadi. Penghargaan juga diberikan kepada Daoed Joesoef untuk Bidang Pemikiran Sosial dan Sitor Situmorang untuk Bidang Kesusastraan meski keduanya menolak penghargaan tersebut. (KOMPAS/AGUS SUSANTO)
Pelindung Panitia Penghargaan Achmad Bakrie 2010, Aburizal Bakrie, mengatakan, walaupun ada tokoh yang menolak menerima Penghargaan Achmad Bakrie, penolakan itu tidak mengurangi penghargaan, jasa, dan peran mereka kepada bangsa Indonesia.
”Freedom Institute (yang memberikan penghargaan itu) jangan patah hati. Hadiah Nobel pun pernah ditolak. Hadiah Nobel tak pernah jadi redup, bahkan jauh lebih baik. Demikian juga Penghargaan Achmad Bakrie, tak akan redup,” ujar Aburizal.
Dua tokoh penerima Penghargaan Achmad Bakrie 2010 yang menolak adalah Daoed Joesoef (Bidang Pemikiran Sosial) dan Sitor Situmorang (Kesusastraan). Tokoh lain sebelumnya yang menerima dan lantas mengembalikan penghargaan adalah Goenawan Mohamad (Bidang Kesusastraan, 2004) dan Franz Magnis-Suseno (Bidang Pemikiran Sosial, 2007).
Rintisan bermanfaat
Aburizal Bakrie menjelaskan, tradisi penghargaan yang memasuki tahun ke-8 oleh Freedom Institute adalah rintisan yang bermanfaat. ”Dalam usia yang masih tersisa ini, saya ingin melihat putra-putri Indonesia kelak meraih Nobel,” ungkapnya.
Tokoh yang menerima penghargaan itu adalah Sjamsoe’oed Sadjad, ilmuwan sekaligus teknolog yang mengembangkan ilmu dan teknologi benih di Indonesia. S Yati Soenarto, menemukan rotavirus sebagai penyebab terbesar diare serta mengubah ”paradigma” lama terapi diare yang terlalu banyak mengandalkan antibiotik dan antiparasit.
Daniel Murdiyarso adalah sosok penting dalam membangun dan menyebarkan pengetahuan empiris mengenai perubahan iklim.
Tahun 2010 ini Freedom Institute memberikan Hadiah Khusus Achmad Bakrie untuk Periset Muda Berprestasi (berusia di bawah 40 tahun). Peraihnya adalah Ratno Nuryadi yang menghasilkan riset mikroskop gaya atom. (NAL)
Sumber: Kompas, Jumat, 6 Agustus 2010
No comments:
Post a Comment