AJIP Rosidi (72), sastrawan yang telah menulis sekitar 130 buku ini, mengaku tidak ingin terus menulis sampai mati. Ungkapan ini dihindarinya agar tidak mengulang pengalaman buruk pelukis almarhum Affandi, yang pernah menyatakan ingin melukis sampai mati. Kenyataannya, pada dua tahun terakhir sebelum meninggal, dia justru tidak bisa melakukan apa-apa karena sakit.
AJIP ROSIDI (EGI)
”Tidak perlu muluk-muluk. Yang jelas, saya akan tetap menulis selama masih bisa menulis, itu saja,” ujarnya, saat ditemui di rumah makan miliknya, Rumah Makan Saung Bu Empat, di Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Rabu (23/6).
Di usianya yang sudah memasuki usia senja, Ajip terus intensif menulis tiga hingga empat buku setiap tahun. Menurut dia, semangat untuk terus menulis semata-mata karena dia merasa hanya itu bidang yang diminati dan menjadi keahliannya.
Di luar membaca dan menulis, Ajip juga selalu menyempatkan diri berjalan kaki setiap hari. Saat jalan-jalannya itu, dia menikmati pemandangan di sekitarnya, terutama gemericik air jernih, seperti juga yang dinikmatinya di Magelang.
Kenapa menyukai air jernih? Saat ditanya itu, Ajip menjawab diplomatis. ”Ah, kan tidak ada orang yang suka air kotor,” ujarnya. Ada-ada saja, Pak Ajip ini…. (EGI)
Sumber: Kompas, Jumat, 25 Juni 2010
No comments:
Post a Comment