Magelang, 23/6 (ANTARA) - Sastrawan Ajip Rosidi (72) menilai kalangan anak muda Indonesia saat ini seperti sedang melakukan gerakan bahasa gaul, sebagaimana terjadi pada masa perang kemerdekaan Indonesia melalui pemakaian bahasa "Melayu pasar".
"Pada zaman perang kemerdekaan berkembang penggunaan bahasa `Melayu pasar`, karena ada anggapan bahasa Indonesia yang baku disusun para ahli dari Belanda berdasarkan naskah `Melayu Riau`," katanya, di Magelang, Rabu.
Meski demikian, dirinya tidak mempermasalahkan berkembangnya bahasa gaul terutama di kalangan anak muda Indonesia saat ini.
Penggunaan suatu bahasa, kata Ajip yang juga mantan guru besar tamu di Universitas Bahasa Asing Osaka, Jepang itu, dipengaruhi oleh masyarakatnya.
Bahasa gaul, menurut dia akan memperluas perkembangan bahasa Indonesia pada masa mendatang.
"Nantinya akan memperluas bahasa Indonesia secara formal," kata Ajip yang kini tinggal di Pabelan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Pada masa mendatang, kata dia bahasa gaul juga akan menjadi bagian dari karya sastra Indonesia seperti yang terjadi pada bahasa "Melayu pasar" di zamannya.
Ia mengatakan bahasa "Melayu pasar" berkembang di Indonesia sejak abad ke-19 hingga pertengahan abad ke-20.
"Dahulu ada majalah atau surat kabar yang menggunakan bahasa itu, kemudian sekitar 1960-an bahasa tersebut hilang. Penyair Chairil Anwar juga sering menggunakan bahasa itu," katanya.
Menurut dia, penggunaan bahasa gaul saat ini sebagaimana bahasa "Melayu pasar" pada masa lampau merupakan kebutuhan riil terutama di kalangan masyarakat tertentu.
"Itu kebutuhan, dan penggunaan bahasa tersebut juga bagian dari hiburan dalam pergaulan masyarakat," katanya.
Sumber: Antara, Rabu, 23 Juni 2010
No comments:
Post a Comment