Jakarta, Kompas - Penerima Penghargaan Achmad Bakrie tahun 2004 untuk bidang kesusastraan, Goenawan Mohamad, mengembalikan piala dan hadiah yang diterimanya enam tahun silam. Pengembalian itu didasari atas kekecewaannya terhadap sikap Aburizal Bakrie sebagai tokoh politik dan bisnis yang dinilainya bertentangan dengan cita-cita mulia yang didukungnya dengan pemberian penghargaan itu.
Goenawan Mohamad (MYE)
Penghargaan itu dikembalikan Goenawan kepada Freedom Institute, lembaga yang memberikan Penghargaan Achmad Bakrie, Senin (21/6) malam. Selain piala, ia juga mengembalikan uang hadiah senilai Rp 100 juta dan bunganya sebesar Rp 54 juta yang dihitung berdasarkan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sejak 2004.
Menurut Goenawan di Komunitas Utan Kayu, Jakarta, Selasa, pengembalian itu didasari atas kekecewaan terhadap Aburizal, putra Achmad Bakrie, yang merupakan pendiri dan donatur utama Freedom Institute. Aburizal dinilainya terlibat dan seharusnya bertanggung jawab penuh atas kasus lumpur Lapindo di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, sejak 2006. Namun, Aburizal merasa tidak bersalah.
Kekecewaan Goenawan memuncak ketika Aburizal, sebagai Ketua Umum Partai Golkar, dinilainya melakukan trik politik dalam kasus Bank Century dengan ”menyerang” mantan Gubernur Bank Indonesia Boediono dan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Ia yakin, Boediono dan Sri Mulyani tak bersalah. Kasus dugaan penggelapan pajak yang dilakukan sejumlah perusahaan yang dimiliki Grup Bakrie kian menambah kekecewaannya.
Goenawan mengakui, tak ada persoalan pribadi antara dirinya dan Aburizal terkait pengembalian penghargaan ini. Pada 2007, filsuf Franz Magnis-Suseno menolak menerima penghargaan Achmad Bakrie ini untuk bidang pemikiran.
Secara terpisah, Direktur Eksekutif Freedom Institute Rizal Mallarangeng mengatakan, bisa memahami alasan pengembalian penghargaan itu oleh Goenawan. Meski menyayangkan, mereka menghormati keputusan itu.
Rizal meminta agar pengembalian penghargaan itu tidak dipolitisasi sebab penghargaan itu juga diberikan tanpa ada motif politik. (mzw)
Sumber: Kompas, Rabu, 23 Juni 2010
1 comment:
sebuah tindakan yang menginspirasi keberanian :)
Post a Comment