Thursday, June 17, 2010

Mengenang Rendra: Peluncuran Tujuh Buku Sastra dan Film

Jakarta, Kompas - Penerbit Bentang Pustaka—sebelumnya Bentang Budaya, yang diakuisi Penerbit Mizan tahun 2003—mempunyai cara unik untuk mengenang budayawan WS Rendra. Selasa (15/6) malam di Gedung Pusat Perfilman Hadji Usmar Ismail, Jakarta, selain meluncurkan kumpulan sajak Rendra Stanza dan Blues, juga diputar film 3Hati Dua Dunia, Satu Cinta, yang di dalamnya dibacakan tiga sajak Rendra.

Bahkan, istri WS Rendra, Ken Zuraida, membacakan sajak yang ditulis Rendra ketika usia 16 tahun dengan penghayatan yang luar biasa. Juga pembacaan sajak oleh Reza Rahadian. Oleh Saguarso, puisi Stanza WS Rendra ditampilkan dalam bentuk musikalisasi.

Tak cukup sampai di situ, juga ada pemutaran film pendek tentang budayawan yang berpulang 6 Agustus 2009 itu. Secara khusus, pengamat politik Eep Saefulloh Fatah memberikan testimoni. Eep dalam testimoninya mencoba menjawab pertanyaan yang banyak dilontarkan masyarakat, ”Apa Rendra pernah membuat adikarya (masterpiece)?”

Eep, yang usianya terpaut 32 tahun lebih muda dari Rendra dan selalu menjadi teman diskusi Rendra, mengatakan, yang adikarya dari seorang Rendra adalah tata-laku kehidupan hingga akhir hayatnya.

”Rendra adalah perawat daya hidup. Ia terbuka terhadap segala hal. Penuh vitalitas. Ia mempunyai pikiran segar dan menyegarkan. Rendra mau mendengar. Rendra anti-kekerasan, pro-kemajemukan, anti-penyeragaman. Selalu kembali pada kedalaman kalbu untuk mengetahui kebenaran,” ujarnya.

Direktur Utama Mizan Haidar Bagir mengatakan, penerbit Bentang Pustaka adalah penerbit yang konsisten untuk menghadirkan karya-karya sastra dan budaya yang berkualitas serta berharga. ”Dalam tantangan pasar yang begitu kejam, Bentang berkali-kali lolos dari lubang jarum dan memantapkan posisi sebagai penerbit yang karya-karyanya selalu ditunggu,” ujarnya.

CEO PT Bentang Pustaka Salman Faridi mengatakan, selain Rendra, penulis besar yang pernah singgah atau karya-karya mereka dipercayakan kepada Bentang adalah Emha Ainun Nadjib, Putu Wijaya, Kuntowijoyo, Afrizal Malna, dan Seno Gumira Ajidarma.

Selain peluncuran buku sajak Rendra Stanza dan Blues, juga diluncurkan enam buku lainnya, yaitu Klop oleh Putu Wijaya, Trilogi Insiden oleh Seno Gumira Ajidarma, Cinta dalam Gelas dan Padang Bulan oleh Andrea Hirata, buku Hikayat Da Peci Code dan Balada Rosid & Delia edisi baru oleh Ben Sohib. (NAL)

Sumber: Kompas, Kamis, 17 Juni 2010

No comments: