Friday, June 25, 2010

[Pustakaloka] Buku Baru

Ramai-ramai Merusak Satu Bumi

JUDUL buku baru Emil Salim cukup provokatif, ”Ratusan Bangsa Merusak Satu Bumi”. Semula tulisan dengan judul itu telah dimuat di majalah lingkungan hidup Jendela, sebuah media terbitan Pusat Pengelolaan Lingkungan Hidup Regional Jawa-KLH pada 18 Desember 2009.

Berkaitan dengan ulang tahun ke-80 Emil Salim pada Juni 2010, ”Ratusan Bangsa Merusak Satu Bumi” bersama puluhan artikel lain yang pernah dimuat di Jendela dan Kompas diterbitkan menjadi sebuah buku di bawah judul yang sama oleh Penerbit Buku Kompas (PBK). Seluruh esai dalam buku tersebut merupakan sorotan atas masalah-masalah lingkungan hidup.

Meski Emil Salim seorang guru besar ilmu ekonomi yang tak perlu diragukan lagi kepakarannya di bidang tersebut, ia jauh lebih dikenal sebagai pakar dan pemikir di bidang lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan.

Pemanasan global dan perubahan iklim merupakan salah satu persoalan yang diwacanakan Emil Salim dalam buku ini yang juga berisi berbagai pemikirannya yang lain, termasuk masalah pengelolaan sumber daya alam (SDA), pertambangan, perambahan hutan, tata ruang, hingga masalah lingkungan sosial dan etika lingkungan.


Cheng Ho dari China ke Nusantara

MESKI bukan buku pertama yang membahas topik Cheng Ho dan Islam di Asia Tenggara, buku ”Cheng Ho Penyebar Islam dan China ke Nusantara” tulisan Tan Ta Sen—sinolog dan pakar tokoh Zheng He atau Cheng Ho—merupakan yang pertama yang meletakkan Cheng Ho dalam konteks ”kontak” budaya yang lebih luas di China dan sekitarnya.

”Untuk mendukung argumennya, Tan Ta Sen telah menghimpun berbagai sumber informasi, mulai dari dokumen tertulis hingga arsitektur bangunan bersejarah,” tutur Prof Leo Suryadinata, Chinese Heritage Centre, Singapura, di kulit belakang buku terbitan PBK ini.

Dalam buku itu Tan Ta Sen meneguhkan teori ”Gelombang Ketiga” dalam sejarah penyebaran Islam di kawasan Asia Tenggara. Setelah berlangsungnya dua gelombang pengaruh Islam yang datang melalui jalur perdagangan dari Gujarat (India) dan Timur Tengah, kemudian terjadi pula ”Gelombang China” yang juga merupakan arus besar penyebaran Islam ke Asia Tenggara, termasuk kepulauan Nusantara.

Inilah karya tulis pertama tentang sejarah penyebaran Islam di kawasan Asia Tenggara dan Nusantara yang didasarkan naskah-naskah kuno dan sumber-sumber penting lain yang ada di daratan China. Sebuah buku yang kehadirannya sudah lama ditunggu-tunggu para pakar sejarah penyebaran Islam. (POM)

Sumber: Kompas, Jumat, 25 Juni 2010

No comments: