Wednesday, June 23, 2010

Kekayaan Budaya: Kapal Spirit Majapahit Segera ke Jepang

SUMENEP, KOMPAS - Kapal Spirit Majapahit akan segera berlayar ke Jepang. Prototipe dari kapal yang digunakan zaman Majapahit ini dijadwalkan tiba di Okinawa pada 14–15 Juli.

Kapal berukuran 20 meter x 4 meter ini dibuat berdasarkan penelusuran tentang model kapal zaman Majapahit yang ada di relief Candi Borobudur. Berdasarkan rekomendasi para arkeolog yang melakukan seminar khusus tahun lalu, tubuh kapal menggunakan kayu jati, bambu petung untuk cadik, dan pasak dari kayu pereng.

Kapal ini sangat khas karena bentuknya oval dengan kedua ujung melancip, dua kemudi dari kayu di buritan, serta cadik di kedua sisi. Kekhasan lainnya, layar dipasangkan pada tiang-tiang yang didirikan membentuk segitiga sama sisi.

Pembuatan kapal ini pun unik karena pengerjaannya dimulai dari cekungan lambung kapal. Setelah itu baru dipasang rangka kapal. Pola pembuatan kapal seperti ini tidak lazim karena biasanya pembuatan kapal dimulai dari rangka kemudian tubuh kapal.

”Kapal ini menggunakan 26,65 meter kubik kayu jati,” kata Supardi, pembuat kapal.

Pembangunan kapal yang berlangsung sekitar tiga bulan ini dilakukan atas kerja sama Pemerintah Indonesia dan Japan Majapahit Association dengan biaya sekitar Rp 1 miliar.

Kepala Dinas Pariwisata Sumenep Moh Nasir, Selasa (22/6) di Sumenep, mengatakan, kapal itu akan diberangkatkan dari Pantai Slopeng, Sumenep, Madura, melalui Surabaya-Brunei-Filipina dan berakhir di Jepang.

Kapal akan berlayar dengan anak buah kapal yang terdiri atas seorang anggota TNI Angkatan Laut, 3 warga Jepang, 5 pelaut dari Sumenep, dan beberapa wartawan. Untuk pelayaran selanjutnya, tambah Nasir, Kapal Spirit Majapahit dipersiapkan untuk muda-mudi yang membawa misi kebudayaan ke sejumlah negara.

Deputi Bidang Hubungan Kelembagaan Kementerian Sekretariat Negara Sumarwoto mengatakan, pelayaran Kapal Spirit Majapahit akan menjadi tapak tilas wilayah pelayaran Majapahit. Kerja sama Majapahit dan Kerajaan Okinawa juga sekaligus dibuktikan. (INA)

Sumber: Kompas, Rabu, 23 Juni 2010

No comments: