PENYAIR Sapardi Djoko Damono (70) tengah menikmati eksperimen yang disebutnya sebagai cara baru menjual buku. Sejak 2009, ia mengumpulkan kembali puisi-puisinya yang berada di tangan penerbit untuk diterbitkan sendiri dalam bentuk buku. ”Ada 30 sampai 40 buku yang akan saya terbitkan ulang,” katanya.
Sapardi Djoko Damono (KOMPAS/ IRENE SARWINDANINGRUM)
Untuk cara baru itulah, Sapardi hadir di Yogyakarta, pekan lalu. Bertempat di Teater Garasi, Sapardi meluncurkan kembali buku kumpulan puisinya yang berjudul Hujan Bulan Juni. Peluncuran kembali buku kumpulan puisi itu dihadiri puluhan pencinta sastra di Yogyakarta. Mereka dihibur dengan musikalisasi puisi Sapardi yang ditampilkan dengan musik keroncong hingga musik digital.
Menurut Sapardi, buku-buku yang dicetak ulang sendiri itu akan dijual langsung kepada peminat bukunya. Salah satu caranya dengan mendistribusikan langsung melalui komunitas pencinta sastra seperti malam itu. Dengan begitu, buku-buku itu tidak akan ditemukan di toko buku. ”Kalau masuk ke toko buku, harganya sudah dipotong dulu,” tambahnya.
Selain lewat distribusi langsung, buku-buku tersebut juga akan ditawarkan melalui internet. Pola itu, kata Sapardi, sudah umum dilakukan di luar negeri. Ia juga tidak menampik kemungkinan menerbitkan puisinya dalam format buku digital. (ARA)
Sumber: Kompas, Senin, 28 Juni 2010
No comments:
Post a Comment