Friday, June 25, 2010

Pentas di Jerman Gagal, Teater Tanah Air Tidak Mendapatkan Visa

JAKARTA, KOMPAS - Teater Tanah Air dari Jakarta akhirnya gagal berangkat memenuhi undangan pentas pada The 11th World Festival of Children’s Theatre di Lingen, Jerman, 18–25 Juni ini. Kelompok seni itu tidak memperoleh visa dari Kedutaan Besar Jerman untuk Indonesia.

”Kami sudah berusaha dengan berbagai cara dan minta bantuan dari sana-sini. Namun, akhirnya kami memang tidak dapat visa sehingga tak jadi berangkat,” kata sutradara Teater Tanah Air, Jose Rizal Manua, di Jakarta, Kamis (24/6).

Teater Tanah Air diundang untuk pentas pada Festival Teater Anak Sedunia ke-11 di Jerman. Ajang ini menjadi semacam media untuk mempertahankan prestasi. Kelompok itu pernah memperoleh penghargaan The Best Performance pada festival serupa di Jepang (tahun 2004), Jerman (2006), dan Rusia (2008).

Sejak menerima pemberitahuan festival pada akhir tahun 2009 dan memberi kepastian ikut serta pada pertengahan Mei 2010, kelompok teater itu mencari dukungan dana dan kemudahan pengurusan visa. Pada 19 Mei, mereka menyerahkan berkas dan paspor anggota rombongan kepada Kementerian Luar Negeri RI agar dibantu mengurus visa. Namun, pada 4 Juni, berkas itu dikembalikan dan kelompok ini diminta mengurus visa sendiri dengan rekomendasi dari kementerian itu.

”Berkas diserahkan kepada kami pada Jumat (4/6) siang, saat kantor pelayanan pengajuan visa sudah tutup, sementara Sabtu-Minggu libur. Kami mengajukan visa ke Jerman pada 8 Juni, tetapi ditolak. Mungkin karena waktu pengajuannya terlalu mepet,” kata Jose.

Kelompok ini meminta bantuan panitia festival dari Jerman untuk memperlancar pengurusan visa. Permintaan serupa diajukan kepada Menteri Pendidikan Nasional RI, Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, anggota DPR Komisi X, dan Staf Ahli Presiden RI. Namun, hingga masa festival berakhir, Kedutaan Besar Jerman untuk Indonesia tidak mengeluarkan visa untuk mereka.

Dalam surat pembaca di Kompas, 18 Juni, Direktur Informasi dan Media Kemenlu RI A Sumartono menjelaskan, sejak awal pihaknya membantu memfasilitasi Teater Tanah Air untuk mendapatkan visa dari Kedutaan Besar Belanda dan Jerman di Jakarta. Kementerian ini telah mengirimkan nota diplomatik pada 4 Juni dan 7 Juni serta berkoordinasi lisan dengan kedua kedutaan besar itu dan juga melalui perwakilan RI di Belanda dan Jerman. ”Proses pemberian visa merupakan bagian dari kedaulatan setiap negara yang prosesnya tidak dapat dipengaruhi oleh pihak luar,” tulis A Sumartono.

”Zero”

Rencananya, Teater Tanah Air bakal memainkan lakon ”Zero.” Dengan naskah karya Putu Wijaya, lakon ini menceritakan anak-anak yang berjuang melestarikan lingkungan dan mengantisipasi pemanasan global. Para pemain telah berlatih selama enam bulan lebih.

”Kami kecewa karena tak jadi mengharumkan nama Indonesia di ajang seni internasional,” kata Nunum Raraswati, pemimpin grup Teater Tanah Air.

Kegagalan berangkat ke Jerman itu memukul semangat anak-anak pemain Teater Tanah Air. Mereka kecewa karena sudah berjibaku berlatih dan mempersiapkan pentas yang baik untuk panggung internasional, tetapi akhirnya kandas untuk tampil.

Untuk mengurasi rasa kecewa para pemain, Teater Tanah Air bakal mementaskan lakon Zero di Gedung Kesenian Jakarta, bersamaan dengan peringatan Hari Anak Nasional, 30 Juli nanti. Rencananya, mereka bakal mengundang Presiden RI, Menlu, dan Dubes Jerman. (iam)

Sumber: Kompas, Jumat, 25 Juni 2010

No comments: