Jakarta, Kompas - Tokoh Partai Nasional Indonesia atau PNI, Prof Usep Ranawidjaja, meninggal dunia pada Jumat (5/2) sekitar pukul 22.10 setelah menjalani perawatan intensif selama lima hari di Rumah Sakit Pusat Rehabilitasi Kementerian Pertahanan, Bintaro, Jakarta. Usep meninggal dunia pada usia 86 tahun.
Usep Ranawidjaja (IIE)
Usep dirawat secara intensif di rumah sakit akibat mengalami kecelakaan lalu lintas setelah mobil yang dikendarainya menabrak pembatas Jalan Tol Lingkar Luar Bintaro-Serpong, tepatnya di sekitar Kompleks Perdagangan, Pesanggrahan, Bintaro, Jakarta, Jumat silam.
Pada Sabtu kemarin di rumah duka di Perumahan Bintaro Jaya, terlihat karangan bunga dari sejumlah tokoh. Menurut putra bungsu almarhum, Andi Krismandayana, Sabtu, Usep meninggalkan seorang istri, Ati Andromeda (85); 6 anak; dan 10 cucu. Usep dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Sabtu siang.
”Beliau kemalaman dan memang tidak terbiasa mengendarai mobil malam-malam. Oleh masyarakat yang melihat kejadian, beliau ditolong dan dibawa ke rumah sakit dengan luka parah di bagian kepala diikuti perdarahan ringan di bagian otak,” ujar Andi.
Menurut Andi, kondisi Usep semakin lama semakin parah ditambah selama ini ayahnya juga memiliki riwayat kesehatan yang tidak terlalu baik, seperti masalah di jantung, ginjal, dan prostat, sehingga semakin menyulitkan proses penyembuhan.
Akibat komplikasi beberapa penyakit itu, ayahnya, menurut Andi, kesulitan mengonsumsi obat-obatan yang diperlukan untuk kesembuhan tubuhnya. Kondisi Usep semakin kritis dan terus tidak sadarkan diri sejak pertama kali masuk instalasi perawatan intensif di rumah sakit hingga meninggal dunia.
”Bapak saya hingga menjelang akhir hayatnya memang punya banyak kegiatan, mulai dari menjadi penasihat dari sejumlah organisasi massa dan berkumpul dengan rekannya sesama alumnus Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,” ujar Andi.
Usep menyelesaikan pendidikan dasar profesinya di Universitas Gadjah Mada pada tahun 1953 dan pernah menduduki sejumlah jabatan pemerintahan dan legislatif, seperti Duta Besar Berkuasa Penuh Vietnam Utara (1972).
Selain itu, Usep juga pernah menjabat Staf Ahli Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, guru besar bidang tata negara dan ilmu politik di Universitas Padjadjaran, Bandung (sejak tahun 1964), serta mengajar di Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Udara (1960-1963).
Kiprah Usep di kancah perpolitikan terkenal ketika pada masa perpecahan PNI saat dia bersama Osa Maliki memberikan dukungan kepada Soeharto dan menentang DPP PNI Supeni pimpinan Ali Sastroamidjojo dan Surachman pada tahun 1965.
Usep juga beberapa kali duduk sebagai anggota MPR/DPR sebagai ketua fraksi dari PNI (1964-1971), dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia (1976- 1981), dan terakhir sebagai calon anggota legislatif dari PNI pimpinan Supeni untuk Daerah Pemilihan Jawa Timur pada Pemilu 2004.
Semasa hidupnya, beliau dikenal sebagai pejuang yang tidak pernah kenal lelah dan selalu memegang teguh prinsip hidup, kepentingan, keadilan, dan kebenaran. (DWA/**)
Sumber: Kompas, Minggu, 7 Februari 2010
No comments:
Post a Comment