Malang, Kompas - Karimun (91), maestro topeng malang, yang meninggal pada Minggu (14/2) malam, dikebumikan di sekitar punden Kedungmonggo, persis di samping Kali Metro, Malang, Senin pagi. Mbah Mun, panggilannya, meninggal dunia di rumahnya di Desa Kedungmonggo, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, setelah mengalami sesak napas beberapa saat.
Dilepas Bupati Malang Sujud Pribadi, keluarga, kerabat, dan ribuan pelayat, jenazah Mbah Mun diberangkatkan ke pemakaman yang terletak sekitar 300 meter dari rumahnya. Belasan penari topeng, lengkap dengan busana tari, mengiringi jenazah dari rumah duka menuju pemakaman. ”Belum ada sosok seniman seperti dia yang mampu melakoni seni bukan hanya sebagai gerak dan tradisi, melainkan juga sebagai spirit hidup,” ujar Lilik (44), salah seorang murid Mbah Mun, yang kini menjadi dosen di Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta (STKW) Surabaya.
Beberapa murid angkatan pertama Mbah Mun, seperti Samsi (76), Sarwi (76), dan Jabir (70), hingga kini masih ada. Namun, saat ini mereka hanya bisa menularkan ilmu kepada para muridnya karena usia yang sudah mulai senja.
Ketua Dewan Kesenian Jawa Timur (DKJT) A Fauzi, yang hadir dalam pemakaman itu, mengatakan, ke depan, Dewan Kesenian Jawa Timur akan mengabadikan karya topeng Mbah Mun dalam bentuk audiovisual. ”Hal itu agar karya-karyanya bisa terus dipelajari, serta agar tidak hilang,” ujarnya. (DIA)
Sumber: Kompas, Selasa, 16 Februari 2010
No comments:
Post a Comment