* Tahlilan 40 Hari Gus Dur Berlangsung Khidmat
Jombang, Kompas - Energi dan kekuatan keikhlasan mewarnai peringatan 40 hari wafatnya KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Minggu (7/2) malam.
Ribuan peziarah memadati kawasan sekitar Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Minggu (7/2), untuk berziarah memperingati 40 hari wafatnya KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. (KOMPAS/INGKI RINALDI)
”Kekuatan keikhlasan dan energi keikhlasan inilah yang menggerakkan hati orang-orang untuk datang,” kata Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang KH Salahuddin Wahid (Gus Solah), semalam.
Sejumlah tokoh Nahdlatul Ulama, seperti KH Mustofa Bisri dan KH Maimun Zubair, Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD, serta Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf, hadir dalam peringatan 40 hari wafatnya Gus Dur tersebut.
Gus Solah mengatakan, sejak wafatnya, makam Gus Dur terus didatangi ribuan peziarah setiap hari. Pada Minggu itu puluhan ribu peziarah yang datang memperingati 40 hari wafatnya Gus Dur mulai menyemut sejak siang. Akses jalan dari arah pusat kota Jombang menuju Jalan KH Hasyim Asy’ari yang menjadi akses menuju pondok pesantren itu mulai dibatasi sejak sekitar pukul 16.00.
Hujan lebat yang turun sejak sekitar pukul 17.00 hanya menyurutkan sedikit langkah peziarah. Sejumlah pedagang menjajakan lembar-lembar plastik yang dijual seharga Rp 1.000 sebagai penangkal air hujan.
Ketua MK Mahfud MD datang dengan mobil dinas Toyota Camry sekitar pukul 17.00. Mahfud mengatakan, Gus Dur adalah sosok komplet dan pintar yang mampu mengatualisasikan dirinya secara tepat di mana pun ia berada. ”Saya pikir dalam satu abad ke depan atau bahkan satu abad ke belakang belum ada tokoh seperti Gus Dur,” kata dia.
Peduli kebebasan agama
Peringatan 40 hari wafatnyaGus Dur juga digelar Forum Lintas Budaya di kediaman Gus Dur di Jalan Warung Silah Nomor 10, Ciganjur, Jakarta, semalam. Para tokoh agama yang hadir membacakan doa untuk Gus Dur sesuai dengan kepercayaan dan agamanya masing-masing.
Putri Gus Dur, Yenny Zannuba Wahid, dalam sambutannya seusai pengajian menyatakan, ”Gus Dur adalah sosok pemimpin yang ingin mencari rida Allah, bukan popularitas. Beliau adalah orang yang peduli terhadap kebebasan beragama.”
Walaupun diguyur hujan, pengajian ini didatangi oleh ribuan orang dari berbagai kota. Selain itu, para seniman dan musisi ikut hadir dalam acara tersebut, di antaranya, Sam Bimbo, Ebiet G Ade, dan Acep Zam Zam Noor.
Tahlilan memperingati 40 hari wafatnya Gus Dur juga dilakukan 500 nahdliyin di Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Mereka dengan khusyuk berdoa di Gedung Islamic Center Nurul Hidayah di Jalan Masjid Agung, Ende. Tahlilan itu digelar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Ende dan Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Ende.
Di Magelang, Jawa Tengah, Komunitas Seniman Lima Gunung sudah memperingati 40 hari wafatnya Gus Dur sejak Jumat. Mereka menumpahkan semua yang mereka ingat tentang Gus Dur dalam bentuk empat karya seni patung dan empat lukisan. Semua karya seni itu ditampilkan dalam acara ”KontrotesisGusDurisme” di Studio Mendut, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang.
KH Yusuf Chudlori, tokoh ulama Nahdlatul Ulama dari Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam Magelang, mengatakan, apa yang telah dilakukan oleh Komunitas Lima Gunung semakin menegaskan kenyataan bahwa Gus Dur adalah milik semua orang. (SEM/INK/**/EGI)
Sumber: Kompas, Senin, 8 Februari 2010
No comments:
Post a Comment