[JAKARTA] Penggunaan bahasa Indonesia di ruang publik dewasa ini memprihatinkan. Sebab, bahasa yang digunakan menunjukkan ketidakteraturan tata bahasa, padahal keteraturan pemakaian bahasa di ruang publik merupakan pembelajaran yang diberikan kepada masyarakat.
"Ketidakteraturan pemakaian bahasa di ruang publik itu mencerminkan ketidakpahaman tata bahasa penuturnya," kata Kepala Pusat Bahasa Dendy Sugono, saat memberikan keterangan seputar persiapan ulang tahun ke-35 Majelis Bahasa Brunei, Indonesia, dan Malaysia (Mabbim), di Jakarta, Kamis (3/4).
Dia mengemukakan, seharusnya penggunaan bahasa di ruang publik mengikuti kaidah-kaidah yang benar. Apalagi, katanya, bahasa Indonesia merupakan alat pemersatu bangsa.
"Dalam era globalisasi ini ada kecenderungan bahasa asing lebih ditonjolkan daripada bahasa nasional. Padahal, bahasa Indonesia yang benar yang harus lebih ditonjolkan," katanya.
Dalam HUT Mabbim kali ini, lanjutnya, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dipertegas kembali. Selain itu, katanya, akan ada pemberian sejumlah penghargaan dalam bidang sastra antara lain penulis novel Ayat-ayat Cinta, Habiburahman El Shirazy.
Selain itu, Ayu Utami juga akan menerima penghargaan Maestra, karena dianggap telah membina dan mengembangkan kesusasteraan di Indonesia dan di kawasan ASEAN.
Selain itu, Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo juga menerima penghargaan Anugerah Kencana Wiratama. [W-12]
Sumber: Suara Pembaruan, Jumat, 4 April 2008
No comments:
Post a Comment