JAKARTA (MI): Majelis Bahasa Brunai Darussalam-Indonesia-Malaysia (Mabbim) berhasil membakukan 410 ribu istilah dari 32 bidang ilmu. Sebagian di antaranya telah disusun dalam bentuk glosarium, seperti glosarium fisika, matematika, biologi, politik, ekonomi, perhutanan, dan sejumlah bidang ilmu lainnya.
''Istilah tersebut dibakukan atas hasil sidang pakar tiga negara anggota Mabbim, dan dilakukan sesuai dengan tuntutan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,'' ujar Kepala Pusat Bahasa Depdiknas Dendy Sugono di sela-sela pembukaan Sidang Dan Seminar Bahasa Dan Sastra Mabbim-Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera), di Jakarta, kemarin.
Dengan adanya pembakuan istilah tersebut, bahasa Melayu berpotensi menjadi bahasa dunia. "Ini diperkuat dengan jumlah penuturnya sekarang, lebih dari 300 juta orang terpusat di negara-negara Asia Tenggara,'' ujar Dendy.
Atas hasil kerja sama itu, tiga negara anggota Mabbim sepakat perlunya usaha bersama untuk kembali mengutamakan bahasa kebangsaan serumpun dalam berbagai kesempatan.
Bahasa serumpun Melayu akan dihargai di dunia jika para penggunanya juga begitu apresiatif, terhadap bahasa serumpun Melayu. Hal itu juga diperlukan untuk membendung derasnya arus globalisasi yang mulai menggeser posisi bahasa kebangsaan, bahasa serumpun Melayu. "Glosarium itu adalah sebuah langkah awal,'' ujar Dendy.
Sementara itu, Timbalan Menteri Pembelajaran Malaysia Dato Razali Ismail tidak memungkiri bahwa di era globalisasi ini akan terjadi peminggiran bahasa Melayu. "Jika bahasa Melayu tidak segera membakukan istilah glosarium, akan hancurlah budaya Melayu secara bertahap. Karena itu, lewat Mabbim, kami harap mampu mengatasi krisis bahasa serumpun dan mampu menjadi setara di dunia,'' ujar Dato Razali Ismail.(Dik/H-1)
Sumber: Media Indonesia, Selasa, 8 April 2008
No comments:
Post a Comment