Ternate, Kompas - Kegiatan Arung Sejarah Bahari III dimulai Selasa (22/4) dengan titik pemberangkatan di Ternate, Provinsi Maluku Utara. Peserta akan mengunjungi beberapa situs bersejarah yang sebagian besar peninggalan peradaban pada abad XV di wilayah Ternate, Tidore, Bacan, dan Jailolo yang merupakan wilayah kepulauan terpisah satu sama lain.
Kegiatan yang berlangsung hingga 25 April ini merupakan kerja bersama Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dengan Departemen Pendidikan Nasional.
Sebanyak 94 mahasiswa dari 40 perguruan tinggi lolos seleksi sehingga bisa mengikuti kegiatan ini. Kriteria seleksi antara lain memiliki indeks prestasi kumulatif 3 atau lebih, mengajukan makalah yang relevan dengan tema kegiatan, dan menguasai salah satu seni tradisi.
Sebelum melakukan pelayaran, Senin (21/4) malam di Ternate dilakukan diskusi bertema ”Membangun Kembali Peradaban Bahari dengan Menjelajah Pusat Perdagangan Rempah-rempah Nusantara”.
Bambang Budi Utomo, peneliti pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional, mengatakan, Ternate awalnya dikenal sebagai penghasil rempah- rempah dunia sehingga mendorong terjadinya eksploitasi dan penjajahan. Namun, kini pamor daerah rempah-rempah itu mulai memudar.
Ketua Masyarakat Sejarah Indonesia (MSI) Maluku Utara Syahril Muhammad dan dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura, Alex Soselisa, mengatakan, kawasan timur Indonesia seperti Ternate kini lebih cocok mengembangkan potensi perikanan dan kelautan. (NAW)
Sumber: Kompas, Rabu, 23 April 2008
No comments:
Post a Comment