[JAKARTA] Festival Pantun Serumpun bertema "Dengan Pantun Junjung Marwah Bangsa" yang diselenggarakan pada 25 hingga 29 April di Taman Ismail Marzuki (TIM) mempertegas Tanjung Pinang sebagai negeri pantun.
Demikian dikemukakan Ketua Panitia Festival Pantun Serumpun Asrizal Nur dalam jumpa pers Festival Pantun Serumpun di Jakarta baru-baru ini. Menurut dia, selain giat melestarikan pantun, ibu kota provinsi Kepulauan Riau itu menciptakan pantun baru. Tidak hanya itu revitalisasi pantun diwujudkan dengan pembangunan sanggar dan perkampungan pantun.
"Melalui acara ini Tanjung Pinang ingin memperkenalkan kotanya sebagai negeri pantun. Pada malam puncak Festival Pantun Serumpun tanggal 29 April akan dideklarasikan Tanjung Pinang sebagai negeri pantun oleh Wali Kota Tanjung Pinang Surytatati A Manan," kata Asrizal.
Panitia lainnya Ahmadun Yosi Herfanda menuturkan, di Tanjung Pinang pantun digunakan sebagai alat pergaulan anak-anak muda. Hal itu menandakan pantun adalah media komunikasi menarik, keseharian masyarakat, politik identitas, dan ciri budaya masyarakat. Tidak heran pantun menjadi rebutan antarbangsa. Negara seperti Malaysia ingin menjadikan pantun sebagai ciri khas atau miliknya.
"Lima tahun ini di Tanjung Pinang pantun menjadi tambahan mata pelajaran hingga sms cinta menggunakan pantun. Bahkan pantun dijadikan alat komunikasi politik seperti spanduk berisi pantun. Tiap tahun di sana rutin diadakan festival pantun," ujar Ahmadun.
Lebih lanjut dikatakan, masyarakat Tanjung Pinang tidak rela pantun diklaim dan dimiliki oleh Malaysia. Selama ini negeri jiran itu gencar melakukan acara bertabur pantun guna menjadikan pantun sebagai bagian dari tradisi.
Pada Festival Pantun Serumpun yang diselenggarakan atas kerja sama Yayasan Panggung Melayu dan Pemerintah Kota Tanjung Pinang beragam acara digelar diantaranya peraduan pantun, cerdas cermat pantun, kedai pantun, belajar berpantun cepat, hingga pameran foto Kota Tanjung Pinang.
Kesedihan
Menurut Asrizal, di balik perhelatan akbar yang sebentar lagi akan dilaksanakan, tersirat kesedihan panitia. Pasalnya, jika ingin acara seperti Festival Pantun Serumpun terdengar gaungnya harus dilaksanakan di Jakarta. Jika dilaksanakan di daerah akan sulit mendatangkan orang.
Festival diselenggarakan di ibukota negara untuk memudahkan pejabat di Jakarta menyaksikan Festival, juga menggalang silatuhrami dengan negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia dan Singapura. Dengan demikian tujuan pemerintah kota Tanjung Pinang tercapai yaitu memperkenalkan budaya serta silatuhrami antarprovinsi dan antarnegara.
"Dengan pantun kita menjadi santun, sebab pantun mampu meredam emosi di lapangan politik. Dengan pantun pula kita menyatukan Asia Tenggara," terang Asrizal.
Sebelumnya, Yayasan Panggung Melayu telah menggelar Pekan Presiden Penyair dan Festival Zapin. Acara Festival Pantun Serumpun diharapkan tidak hanya diadakan di Jakarta, tetapi juga di kota-kota lain. [IGK/N-4]
Sumber: Suara Pembaruan, Rabu, 24 April 2008
No comments:
Post a Comment