Thursday, April 17, 2008

Sastra: Timur Sinar Suprabana Luncurkan "Sihir Cinta"

[SEMARANG] Penyair dari Semarang, Timur Sinar Suprabana meluncurkan buku antologi puisi berjudul Sihir Cinta, Senin (14/4) di Semarang. Sihir Cinta merupakan buku antologi puisi ketiga yang diluncurkannya tahun ini. Sebelumnya, dia meluncurkan Langit Semarang dan Dua Hati.

Sihir Cinta berisikan 136 puisi. Kiai nyentrik yang juga penyair asal Rembang, KH Mustofa Bisri yang biasa disapa Gus Mus, ikut hadir memberikan sambutan dalam peluncuran buku tersebut. Gus Mus menyatakan, sudah terlalu banyak konflik yang terjadi di Indonesia, karena bangsa ini mulai kehabisan cinta. Hampir setiap hari selalu ada berita-berita tentang perselisihan atau kekerasan di berbagai surat kabar.

"Cinta sudah tidak payu (laku,Red) di Indonesia," ujar Gus Mus.

Pengasuh Pondok Pesantren Roudlotul Thalibin Rembang itu mengatakan, saat ini sangat jarang ditemui orang bisa saling meledek tapi dengan nada bercanda. Yang ada, hampir semua persoalan selalu ditanggapi dengan serius, dan tidak jarang malah menimbulkan konflik.

Timur lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 4 Mei 1963 dari pasangan Bolo Soetiman dan Moenasijah Mu. Sejak awal 1980 hingga kini, ratusan puisinya dipublikasikan melalui berbagai media massa yang terbit di Tanah Air antara lain Kompas, Suara Merdeka, Kedaulatan Rakyat, Media Indonesia, Suara Pembaruan, dan lain-lain. Dia juga mengomunikasikan karya-karyanya ke publik melalui pembacaan puisi yang dilakukannya berkeliling di banyak kota di Indonesia.

Selain menyair, Timur juga menulis cerita pendek, esai, kritik seni, reportase sosial-budaya, dan naskah drama, serta bergiat di forum-forum kebudayaan Jawa Tengah. Dia mengelola Rumah Budaya gubuk Penceng dan mengisi waktu luangnya dengan melukis, bertanam bunga, serta memelihara kura-kura. Saat ini Timur menetap di Semarang bersama istrinya, Dewi Nurliyanti, dan dua putri kandung mereka, Langit Hijau dan Laut Padi.

Tahun 2007, dia juga meluncurkan buku antologi puisinya berjudul Dengan Cinta, Nyanyian dari Ruang di Garistangan (bersama 5 penyair), Lembah yang Tak Henti Bernyanyi (bersama 3 penyair). Sedangkan, tahun 2005 dia meluncurkan Malam dan Matasunyi. [142]

Sumber: Suara Pembaruan, Kamis, 17 April 2008

No comments: