-- Soenjono Dardjowidjojo*
DARI segi kepentingan politik memang amat ideal suatu negara memiliki bahasa internasional. Berabad-abad lalu bangsa Romawi pernah menikmati dominasi politik seperti ini karena bahasa Latin menjadi lingua franca seluruh jajahan Romawi. Begitu pula dengan bahasa Perancis atau bahasa Yunani yang menjadi bahasa internasional di Timur Tengah 2.000 tahun lalu.
Dari sejarah dunia tampak status keinternasionalan ini terkait peran negara-negara itu dalam percaturan militer, politik, dan ekonomi. Saat Kekaisaran Romawi secara politik dan militer menguasai Eropa dan Afrika, Latin pernah menjadi bahasa internasional. Bahasa Perancis pernah menjadi bahasa internasional karena banyak negara di luar Eropa yang menjadi jajahannya dan memakai bahasa itu. Begitu juga bahasa Yunani. (Crystal, 1997)
Kepala Pusat Bahasa Dendy Sugono juga pernah bermimpi bahasa kita akan dapat menjadi bahasa internasional karena ada 40 negara yang mengajarkan bahasa Indonesia. (Sugono, 2003)
Faktor pendukung
Menurut Crystal, sebuah bahasa dapat menjadi bahasa internasional karena (a) geographical-historical dan (b) socio-cultural. Saya ingin mengembangkan dua kriteria ini menjadi lima faktor: (1) struktur dan bobot internal; (2) jumlah pemakai; (3) penyebaran geografis; (4) dominasi kekuasaan, politik, dan ekonomi; dan (5) wahana komunikasi dalam keilmuan dan diplomasi. Akibat dari kelima faktor ini muncul (6) pengaruh kehidupan sosial budaya.
GÖrlach (2002) mengatakan, struktur dan leksikon bahasa merupakan faktor penting. Struktur yang sederhana dan jumlah kosakata yang luas ikut memberi andil. Bahasa Inggris (Bing) dapat mencapai tahap itu karena banyak mengalami proses permudahan dalam struktur bahasa. Bentuk akusatif, datif, genitif, dan lainnya boleh dikatakan tiada lagi. Juga jender yang mensyaratkan adanya pembagian alam menjadi maskulin, feminin, dan netral sudah tak ada lagi pada Bing.
Komponen leksikon juga berperan penting, bahkan lebih penting dari komponen lain. Pertumbuhan Bing dalam leksikon menunjukkan, bahasa ini ”berani dan bersedia” menerima atau dipengaruhi bahasa lain. Tahun 1980-an, Bing diperkirakan memiliki 450.000 kata.
Dalam kosakata, Honey (1997) mengatakan, ”Any language is as good as any other language”. Bahasa sebagai wahana untuk mengungkap budaya pemangkunya. Tetapi, jika bahasa berperan sebagai bahasa internasional, cakupannya harus diperluas untuk dapat menampung kehidupan modern berbagai bangsa.
Bentuk tulisan juga berperan. Bahasa Inggris memakai sistem alfabet yang merupakan sistem umum bahasa dunia. Meski Bing adalah bahasa yang ejaannya paling buruk, tetap wujud huruf dan cara baca dari kiri ke kanan merupakan unsur paling umum.
Jumlah pemakai
Jumlah pemakai yang besar, baik natif maupun non-natif suatu bahasa, tentu juga berperan penting. Bahasa Inggris, misalnya, yang pada akhir abad ke-16 hanya memiliki 5 juta-7 juta penutur natif kini memiliki penutur natif 370 juta, penutur bahasa pertama 240 juta, dan penutur bahasa kedua sebanyak 220 juta orang (GÖrlach 2002). Crystal (1997) menyatakan, jumlah pemakai bahasa Inggris diperkirakan 1.680 juta orang. Tetapi, jumlah pemakai saja belum cukup untuk menentukan suatu bahasa menjadi bahasa internasional. Crystal mengatakan, status bahasa internasional ”has little to do with the number of people who speak it. It is much more to do with who those speakers are (1997: 5).
Penyebaran geografis
Dari gambaran itu tampak ada faktor lain yang lebih penting, yaitu penyebaran geografis. Bahasa Inggris telah menjadi bahasa internasional karena faktor penyebaran di seluruh dunia sejak 1584 saat Walter Raleigh dari Inggris mendarat di North Carolina.
Penyebaran ke Kanada terjadi tahun 1497 dan ke Australia pada abad ke-18. Persebaran ke Selandia Baru terjadi tahun 1770 saat James Cook menemukan kepulauan itu. Di Benua Afrika, Bing sudah lama tersebar. Afrika Selatan menjadi koloni Inggris tahun 1806. Di India, kontak dengan bahasa Inggris dimulai tahun 1612. Asia Tenggara merupakan ladang kolonialisasi menarik sejak 1786.
Dengan demikian bisa dikatakan, bahasa Inggris merupakan bahasa yang penyebaran geografisnya amat luas.
Peran kekuasaan
Kolonialisasi sebenarnya identik dengan kekuasaan. Crystal mengatakan, ”A language becomes an international language for one chief reason: the political power of its people. Status internasional yang pernah dimiliki bahasa Yunani, Latin, Arab, Spanyol, dan Portugis di masa lalu tidak terlepas dari power yang dimiliki.
Dominasi kekuasaan ini bersandar pada tiga pilar kekuatan: militer, politik, dan ekonomi. Bahasa-bahasa yang pernah menjadi lingua franca semua bersandar pada kekuatan militer.
Dominasi politik terkait kekuasaan karena umumnya suatu negara dengan supremasi militernya pasti menentukan arah politik dunia.
Pada zaman modern, politik dunia amat dipengaruhi negara-negara yang memiliki kekuatan militer yang adidaya. Penentuan arah politik Panama tahun 1970-an didahului kekuatan militer Amerika yang menangkap Presiden Panama Noriaga dengan dalih bandar narkoba. Jatuhnya Saddam Hussein di Irak juga karena militer Amerika.
Dominasi ekonomi di masa lampau terlihat pada pusat-pusat perdagangan yang dikuasai negara-negara yang kini disebut negara maju. Di Asia kita lihat peran Gujarat, Bombay, Malaka, dan Singapura sebagai pusat perdagangan Inggris di Asia pada masa lampau. Di Indonesia terbentuknya VOC tahun 1602 oleh Belanda telah mengubah seluruh perilaku kehidupan ekonomi masyarakat Nusantara.
Pada abad ke-21, kehadiran lembaga seperti IMF dan ADB menunjukkan ekonomi dunia dikendalikan negara-negara maju.
Wahana diplomasi
Faktor kelima yang juga mendukung terangkatnya suatu bahasa menjadi bahasa internasional adalah perannya dalam diplomasi dan komunikasi ilmu. Dalam bidang diplomasi, terbentuknya Liga Bangsa-Bangsa tahun 1920 dan terpilihnya bahasa Inggris sebagai satu dari dua bahasa dalam liga itu menjadi titik tolak naiknya bahasa Inggris menjadi bahasa internasional. Semua dokumen LBB dengan 42 anggotanya dicetak dalam kedua bahasa itu.
Bahwa Bing merupakan bahasa antarbangsa juga dapat dilihat dari pelbagai asosiasi politik dunia. Dalam ASEAN, Negara-negara Persemakmuran, Council of Europe, European Union, dan IGGI, Bing menjadi bahasa pengantarnya. Konon ada 12.500 organisasi dunia dan dari jumlah ini diperkirakan 85 persen memakai bahasa Inggris sebagai wahana komunikasi antaranggota. (Crystal 1997)
Dunia ilmu pengetahuan juga bersandar pada Bing. Penelitian Ammon (2001) menunjukkan, di Finlandia jumlah disertasi yang kini ditulis dalam bahasa Inggris meningkat dari 7,1 persen (1930-1949) menjadi 95 persen pada tahun 1990-1997.
Sebagian besar jurnal iptek juga dalam Bing. Tahun 1981, 85 persen dari artikel dalam bidang biologi dan fisika, 73 persen dalam bidang kedokteran, dan 69 persen dalam bidang matematika dan kimia ditulis dalam Bing. Dari satu miliar dokumen pada situs web tahun 1999, 86,5 persen ditulis dalam Bing dan hanya 2,4 persen dalam bahasa Perancis. (Maurais 2003)
* Soenjono Dardjowidjojo, Unika Atma Jaya-Indonesia dan Universiti Malaya-Malaysia
Sumber: Kompas, Kamis, 10 April 2008
No comments:
Post a Comment