Jakarta, Kompas - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengemukakan, jika terus dibiarkan, pembajakan akan mematikan daya cipta sebuah bangsa. Bangsa tidak akan maju tanpa daya cipta yang muncul dari pemikiran dan kemampuan bangsa itu membuat inisiatif.
”Daya kreatif kita sebagai bangsa jika tidak dilindungi akan habis. Agar diperlakukan sama, kita juga harus melindungi daya kreatif dari luar negeri,” ujar Wapres dalam sambutan sebelum jalan sehat dalam rangka peringatan hak atas kekayaan intelektual sedunia ke-8 di Lapangan Monumen Nasional, Jakarta, Minggu (27/4).
Wapres mengemukakan, untuk kemajuan sebuah bangsa, pada awalnya memang bisa dilakukan dengan meniru. Sejumlah negara telah maju dengan meniru, seperti Jepang yang meniru Amerika Serikat, Korea meniru Jepang, dan China meniru Korea.
”Namun, itu hanya pada awalnya. Setelah itu tidak meniru lagi karena sebuah bangsa tidak maju dengan meniru atau membajak. Karena pembajakan, orang akan malas berkreasi,” ujarnya.
Untuk mematikan pembajakan, Wapres minta aparat kepolisian memperbaiki kemampuan mencegah dan mematikan sindikat pembajakan. Wapres menilai, selama ini sindikat pembajakan bekerja lebih cepat daripada kerja aparat kepolisian.
Wapres menyebut film Ayat-ayat Cinta yang telah dibajak seminggu setelah beredar di bioskop sebagai contoh kecepatan sindikat pembajakan.
Acara jalan sehat diikuti sejumlah pejabat, artis, dan masyarakat. Mereka yang hadir antara lain Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Andi Mattalatta, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Widodo AS, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, dan Jaksa Agung Hendarman Supandji. (INU)
Sumber: Kompas, Senin, 28 April 2008
No comments:
Post a Comment