Jakarta, Kompas - Umat Islam Indonesia dapat menjadi contoh menghidupkan kembali cara berpikir kritis (ijtihad) yang melekat dalam Islam karena Indonesia memiliki nilai-nilai universal Islam yang menghargai keberagaman.
Demikian disampaikan Irshad Manji, wartawan, feminis Muslim, dan Direktur Moral Courage Project di New York University, dalam diskusi menandai peluncuran buku Irshad dalam versi bahasa Indonesia, Beriman Tanpa Rasa Takut (Tantangan Umat Islam Saat Ini), di Jakarta, Selasa (22/4). Buku diterbitkan berjudul asli The Trouble With Islam Today: A Muslim’s Call for Reform in Her Faith itu diterbitkan Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) dan Nun Publisher.
Selain Irshad, juga membahas buku tersebut pengajar di Universitas Islam Negeri Jakarta, Dr Siti Musdah Mulia, Sekretaris Jenderal KPI Masruchah, dan pengajar di FISIP Universitas Indonesia, Irwan Hidayana. Gus Dur batal hadir pada acara itu karena alasan kesehatan.
Perempuan keturunan India dan Mesir itu mengajak untuk membuka kembali pintu ijtihad agar umat Islam dapat mengikuti perubahan pada abad ke-21. Tradisi ijtihad menghasilkan Islam yang berpikir dan bermartabat, yang jejak kejayaan hasil ijtihad itu dapat dilihat pada ilmu pengetahuan di Barat. Irshad mencontohkan, universitas seperti yang dikenal sekarang di Barat berdiri pertama kali di Baghdad pada abad kesembilan.
Musdah Mulia menguatkan pendapat Irshad bahwa ijtihad inheren di dalam Islam karena beragama membutuhkan nalar agar agama dapat terus aktual menjawab pertanyaan umat. Masalahnya, cara berpikir kritis tersebut di Indonesia hanya menjadi milik segelintir kelompok elite. (NMP)
Sumber: Kompas, Rabu, 23 April 2008
No comments:
Post a Comment