Wednesday, April 23, 2008

"so real/surreal" Padukan Khayalan dan Kehidupan Nyata

PENULIS Nugroho Nurarifin mencoba cara baru menuangkan ide lewat novelnya berjudul so real/surreal yang menceritakan seorang laki-laki muda yang berkomitmen menjalani kehidupan sekali pakai. Hidupnya penuh dengan gelas plastik sekali minum, piring stereofoam, dan celana dalam kertas sekali pakai. Gaya hidup demikian dijalaninya untuk membatasi interaksi dengan kenyataan yang bersifat jangka panjang.

Novel so real/surreal (repro)

Di benak laki-laki muda itu setiap hal yang bersifat jangka panjang berpotensi memberi kenyamanan, dan kenyamanan itu mendatangkan sakit hati. Lewat internet, laki-laki tersebut mengetahui Nugroho Nurarifin, penulis novel dan penulis naskah pada agen periklanan. Pada waktu yang sama, Anisa pasangan Nugroho tanpa disadari masuk ke kehidupan pengusaha media terkemuka Raymond.

Empat karakter ini, terdiri dari dua tokoh nyata yaitu Nugroho Nurarifin dan Anisa, serta dua tokoh fiksi yaitu lelaki muda dan Raymond bertemu dalam kondisi kapitalisme Indonesia yang dipenuhi iklan, konsumerisme, dan teknologi informasi. Mereka terjebak dalam dunia nyata yang mungkin khayalan. Sementara, dunia yang dipandang khayalan mungkin kenyataan.

Mereka tersesat dalam ruang yang kehilangan batas antara kenyataan (so real) dan khayalan (surreal), dan menjalani kehidupan masing-masing. Satu hal yang tidak mereka sadari, kehidupan mereka tengah menuju konsekuensi yang tidak mereka pahami bahkan mungkin dapat mereka sesali.

Pada novel itu, untuk membedakan pemikiran satu orang dengan orang lainnya digunakan ukuran huruf yang berbeda. Selain itu digunakan kolom antara dua orang yang berbicara. Ada pula ilustrasi.

Tokoh

Menurut Nugi yang juga menulis novel Bidik! , seorang penulis harus terlibat sebagai aktor dalam karya yang dibuatnya, maka lelaki berusia 28 tahun itu melibatkan diri sebagai tokoh dalam karyanya. Tidak tanggung-tanggung Nugi melibatkan pula istrinya Anisa Sirman yang dalam novel itu menjadi tokoh bernama Anisa.

Perjalanan novel so real/surreal berawal dari ketika Michael D Sudarto yang pada tahun 2005 menjabat sebagai Presiden Direktur Pantarei Communications mengajak Nugroho Nurarifin menulis buku dengan latar kehidupan sehari-hari di Pantarei Communications. Tujuannya, buku itu mampu menjadi media komunikasi pada generasi muda sebagai talenta baru yang berminat terjun ke bidang kreatif.

Nugroho melihat potensi kreatif dari ide tersebut dan mengembangkannya ke arah pemikiran yang lebih besar yaitu realita bekerja di tempat yang setiap hari melakukan fabrikasi realitas. Dengan bumbu hiburan serta pengerjaan manuskrip dan riset yang memakan waktu satu tahun diharapkan buku itu berdiri kokoh sebagai media komunikasi bagi Pantarei Communications, juga sebagai karya seni bagi Nugi, terbitan bermutu bagi PT Gramedia Pustaka Utama, serta kontribusi politik bagi masyarakat.

"Promosi tidak hanya iklan, mengapa tidak memasukkan promosi itu ke dalam cerita. Bentuk komunikasi yang menarik itu dapat dilihat dari isi dan cara penyampaian," ujar Michael.

Menurut penulis Nova Riyanti Yusuf yang baru saja meluncurkan novel Stranger Than Fiction, walau pada novel so real/surreal terdapat selang-seling antara pemikiran orang pertama, kedua, ketiga, dan keempat, namun alur novel mudah dicerna. Dia menyarankan, alur cerita akan lebih mudah dipahami bila membaca sambil mendengarkan lagu. [IGK/N-4]

Sumber: Suara Pembaruan, Rabu, 24 April 2008

1 comment:

infogue said...

Artikel di blog ini sangat menarik & bagus. Untuk lebih mempopulerkan artikel (berita/video/ foto) ini, Anda bisa mempromosikan di infoGue.com yang akan berguna bagi semua pembaca di tanah air. Telah tersedia plugin / widget kirim artikel & vote yang ter-integrasi dengan instalasi mudah & singkat. Salam Blogger!
http://www.infogue.com
http://buku.infogue.com/_so_real_surreal_padukan_khayalan_dan_kehidupan_nyata