Thursday, June 10, 2010

Seni Budaya: Bali Mendapat Penghargaan Keris

Jakarta, Kompas - Kolektor Bali, Anak Agung Waisnawa (44), mendapat penghargaan tertinggi Keris Kamardikan Award dalam pameran Keris for the World di Galeri Nasional, Medan Merdeka Timur, Jakarta, Selasa (8/6) malam. Agung menyisihkan lebih dari 200 peserta lainnya dengan karya kolaborasi keris Bali yang digarap oleh seorang empu asal Surabaya, Kanjeng Raden Tumenggung Hartonodiningrat.

”Saya mendapat inspirasi dari relief Singa Barong di lokasi Mrajan Alit pintu pura keluarga kami di Pura Anyar Saraswati Gianyar, Bali,” ujar Anak Agung Waisnawa, yang sehari-hari adalah karyawan PT Astra di Surabaya.

Relief Singa Barong (mirip singa Kilin di China) di pura Bali ini kemudian dipotretnya, lalu ia meminta seorang pembuat keris di Surabaya, KRT Hartonodiningrat untuk dibuatkan sebilah keris bali dengan dapur (model) Singa Damar Murub. Sebuah model keris lurus, tetapi dengan satu luk (damar murub) di ujung bilahnya, berhiaskan relief singa di bagian ”gandhik” (bawah keris, bagian depan).

Meskipun ia menghabiskan biaya lebih dari Rp 60 juta (belum termasuk emas sekitar satu ons, perak, besi, gading, dan kayu) untuk pembikinan keris yang ia beri nama Ki Singaraja ini, ia cukup puas dengan penghargaan ini. Penghargaan diberikan oleh perkumpulan keris Panji Nusantara, Sekretariat Keris Nasional Indonesia—penyelenggara Keris for the World 2010, serta penghargaan dari Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik.

Adapun si empu, KRT Hartonodiningrat, juga mendapatkan urutan kedua penghargaan tertinggi Keris Kamardikan Award, dengan karyanya sendiri yang mengetengahkan karya keris putran (kopian) dari sebuah keris lama pusaka Bali.

Peraih penghargaan ketiga juga tak kurang unik, berupa sebilah keris dengan bentuk serupa daun anturium jenis Gelombang Cinta, karya pembuat keris dari Solo, Ki Sukamdi, yang kini dimiliki kolektor keris asal Yogyakarta, Rahadi Saptata Abra (39), seorang pengusaha percetakan dan rumah makan.

Selain lomba, yang diikuti lebih dari 200 peserta dari Jawa, Madura, Bali, dan bahkan peserta dari Malaysia sejak 3 Juni lalu, Keris for the World yang diselenggarakan Panji Nusantara namun inisiatifnya dari pelukis Hardi ini juga dimeriahkan dengan sejumlah seminar, pameran lebih dari 500 keris, bursa keris, serta peluncuran buku keris setebal 320 halaman berjudul Keris for the World 2010. (sha)

Sumber: Kompas, Kamis, 10 Juni 2010

No comments: