Jakarta, Kompas - Saat ini kesenian tradisional Indonesia mengalami stagnasi dan ditinggalkan masyarakat pendukungnya. Hal ini akibat adanya pergeseran nilai-nilai yang berkembang di masyarakat.
”Untuk mengimbangi kecenderungan generasi muda yang semakin akrab dengan berbagai kesenian populer, perlu dilakukan upaya-upaya untuk memberi pemahaman dan apresiasi agar mereka tidak semakin terasing dengan kesenian tradisional,” kata Direktur Jenderal Nilai Budaya, Seni, dan Film Tjetjep Suparman saat membuka ”Festival Nasional Kesenian Musik Tradisi Anak-anak 2009” di Gedung Kesenian Jakarta, Kamis (2/7).
Festival yang bertema ”Aku Bangga dengan Musik Tradisi Indonesia” itu bertujuan untuk mendorong minat anak-anak agar lebih mengenal, memahami, dan menghargai seni musik tradisional. Festival berlangsung hingga 5 Juli 2009.
Menurut Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik dalam sambutan tertulisnya, seni tradisi memang akan punah, tetapi kepunahan ini dapat ditunda karena seni tradisi pada dasarnya tidak semata-mata sebuah karya estetika semata, tetapi juga mengandung kearifan dan nilai-nilai luhur yang memiliki manfaat bagi kehidupan kebudayaan komunitas.
Setiap provinsi di Indonesia menampilkan kesenian musik tradisinya. Pada Kamis, 2 Juli 2009, tampil di panggung adalah kesenian musik tradisi dari Provinsi Nusa Tenggara Barat, Jambi, Bali, Lampung, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Sulawesi Barat, dan Jawa Barat. (LOK)
Sumber: Kompas, Jumat, 3 Juli 2009
No comments:
Post a Comment