PENANAMAN pohon mempunyai manfaat yang besar dan luas sekali dalam kehidupan umat manusia. Pasalnya, pohon memiliki fungsi utama dalam memperbaiki kualitas lingkungan hidup agar semakin baik dan juga untuk mengendalikan terjadinya berbagai bencana alam. Misalnya, banjir, tanah longsor pada musim hujan, kekeringan, dan kekurangan air bersih pada musim kemarau, serta dapat mengendalikan terjadinya kekurangan pangan.
Remy Sylado (kedua dari kanan) dalam kampanye "One Man One Tree" (dok pribadi)
Arti penting itulah yang membuat sang seniman komplet, Remy Sylado (63), tertarik untuk menanam pohon di kediamannya. Namun, yang menjadi permasalahan ketika pohon itu semakin membesar dan daun-daunnya berguguran. Sehingga, tetangganya terganggu, lalu mau tidak mau Remy harus menebangnya.
"Sebenarnya, saya sangat sedih bila pohon yang sudah saya tanam dan rawat sejak lama itu harus ditebang. Kesedihan itu, bukan hanya pada pohon yang saya tanam, tapi juga pohon-pohon yang ada di jalan," ujarnya dalam perbincangan di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Dari hal itulah, Remy yang memiliki aneka karya seni, meliputi puluhan naskah drama dan novel, ratusan lagu dan lukisan, puluhan film, ratusan makalah, serta ratusan penyutradaraan teater tersebut, membeli sebuah hutan kota yang terletak sekitar 100 meter sebelum Institut Pertanian Bogor (IPB) Darmaga.
Hutan kota yang dibelinya sejak tahun 2002 itu, membuatnya merasa suka cita. Sebab, Remy mengaku, dari dulu selalu tinggal di tengah hiruk pikuk kota dan hobinya menanam pohon juga dibatasi oleh lingkungan tempat tinggalnya. Oleh karena itu, sewaktu ada temannya yang ingin menjual tanah hutan seluas 5.000 meter di dekat IPB, suami dari Emmy Louise Maria itu langsung berminat.
"Saya benar-benar menikmati hutan kota yang saya miliki. Jadi, dalam satu bulan pasti saya kesana. Oh iya, sekitar jam 4 atau 5-an, saya sudah bisa mendengar suara merdu burung-burung yang berkicauan. Sekarang, di hutan kota saya itu, pohon-pohon yang saya tanam sudah tumbuh besar, diantaranya ada pohon durian, nangka, kecapi, pala, dan yang lainnya lagi," kata pria yang senang berbaju serbaputih itu.
"One Man One Tree"
Melihat kecintaannya pada pohon, maka Remy yang pernah menggunakan beberapa nama samaran untuk karya kesenian dan kebudayaan, antara lain Dova Zila, Juliana C Panda, Apo Manampiring, Alif Danya Munsyi, terakhir Remy Sylado, diundang sebagai pembicara dalam acara One Man One Tree oleh Menteri Kehutanan MS Kaban.
"Dalam acara yang dimulai sejak awal Februari 2009 lalu itu, saya dan beberapa artis lainnya, seperti Asty Ananta, Fendy Pradana, penyanyi Andi Achmad Sampurna, dan lain-lain, berkesempatan untuk memberikan pengarahan kepada para relawan bintang iklan One Man One Tree. Di sana kami mengajari mereka bagaimana caranya untuk menjadi para komunikasi promosional kehutanan yang baik. Sebab, foto mereka juga akan terpampang di billboard di sejumlah titik strategis di 33 provinsi di Indonesia" ujar Remy yang pernah jadi pengasuh majalah musik Aktuil.
One Man One Tree adalah kegiatan penanaman yang bertujuan untuk mengurangi dampak pemanasan global, meningkatkan absorpsi gas CO2, SO2, dan polutan, mencegah bencana banjir, kekeringan, dan tanah longsor, meningkatkan upaya konservasi sumber daya genetik tanaman hutan, serta meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menanam dan memelihara pohon sebagai bagian dari sikap atau budaya bangsa yang melekat pada kehidupan sehari-hari.
"Presiden SBY menargetkan pada tahun 2009 ini, yang bersamaan dengan momentum dilaksanakannya pemilu yang berlangsung dengan asas One Man One Vote, maka bangsa Indonesia harus dapat menanam One Man One Tree. Jadi, jika penduduk Indonesia berjumlah 230 juta jiwa, artinya kita harus dapat menanam sebanyak 230 juta pohon," jelasnya.
Hal tersebut, kata pria berdarah Manado itu, memang sangat diperlukan. Sebab, ancaman dan permasalahan lingkungan yang dihadapi seluruh manusia saat ini sudah semakin nyata dan terasa dampaknya, bukan hanya di Indonesia, tapi juga di seluruh belahan dunia. Sebut saja, pemanasan global atau global warming, dan perubahan iklim atau climate change, siapa pun pasti sudah mendengarnya.
Maka dari itu, Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam menangani isu perubahan iklim global. Salah satu upayanya, yaitu dengan memperbanyak penyerapan unsur gas berbahaya, antara lain dengan memperbanyak pohon dan tanam-tanaman, serta menyediakan jasa lingkungan berupa penyerapan emisi karbon dari hutan yang ada.
"Untuk itu, masyarakat perlu sadar akan arti pentingnya pepohonan. Jikalau mereka belum sadar, maka pemerintah lah yang harus menyadarkannya. Kesadaran ini perlu dimiliki setiap orang, mengingat manfaatnya yang begitu besar bagi lingkungan," tegas Remy yang sejak usia 18 tahun menulis kritik, puisi, cerpen, novel, drama, kolom, esai, sajak, roman populer, serta buku-buku musikologi, dramaturgi, dan bahasa. [LOV/F-4]
Sumber: Suara Pembaruan, Minggu, 12 Juli 2009
No comments:
Post a Comment