Yogyakarta, Kompas - Situs Candi Keraton Ratu Boko di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan digunakan sebagai laboratorium alam dalam Olimpiade dan Jambore Kebumian Nasional. Kegiatan untuk pelajar sekolah lanjutan tingkat atas bertajuk ESTIJO 2nd tersebut diselenggarakan Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Yogyakarta, 11-14 Agustus. Posisi dan struktur batuan yang unik di candi bisa digunakan untuk menunjukkan kaitan antara ilmu Geologi dan budaya.
Dekan Fakultas Teknologi Mineral Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Yogyakarta, selaku penanggung jawab ESTIJO 2nd, Sari Bahagiarti mengatakan, Candi Boko sangat cocok digunakan untuk mengenalkan kaitan budaya dan ilmu kebumian kepada pelajar karena lokasinya yang strategis.
”Candi Boko menjadi contoh nyata bagi pelajar bahwa orang pada zaman dulu telah mempertimbangkan posisi, bentang alam, ataupun struktur batuan untuk mendirikan bangunan penting,” ujarnya, Selasa (28/7).
Candi Boko dibangun di ketinggian sekitar 2.000 meter di atas permukaan laut. Dari morfologi ketinggian dan bentang alam yang datar di sekitarnya, posisi ini memungkinkan pemantauan ke segala arah. Batuan di candi yang dibangun sekitar abad VI itu juga berusia tua dan kuat sehingga cocok digunakan sebagai fondasi bangunan besar.
Ketua Pelaksana ESTIJO 2nd Kristianti mengatakan, tahun ini, jambore dan olimpiade kebumian mengambil tema ”Conserve Our Mineral and Energy Resources”. Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan kebumian di kalangan para pelajar. (IRE)
Sumber: Kompas, Rabu, 29 Juli 2009
No comments:
Post a Comment